Yorrys Minta Agung Laksono Berjiwa Besar Terima Putusan MA

Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Yorrys Raweyai legowo dengan putusan Mahkamah Agung yang memutuskan mengabulkan gugatan ARB

Editor: Rahimin
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Sekjen versi Bali Idrus Marham Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono, Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie saat berjabat tangan seusai melakukan prosesi penandatanganan kesepakatan bersama islah terbatas partai golkar di Rumah Dinas Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Sabtu (30/5/2015). Kesepakatan tersebut berisi empat poin untuk menengahi dualisme kepemimpinan Partai Golkar dalam menentukan Calon Kepala Daerah yang diusung Golkar pada Pilkada mendatang, sedang proses hukum perselisihan Pimpinan Partai tetap berjalan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Yorrys Raweyai legowo dengan putusan Mahkamah Agung yang memutuskan mengabulkan gugatan Aburizal Bakrie (Ical) dan Idrus Marham. Yorrys lantas menyarankan semua pihak menerima putusan tersebut.

"Semua sudah sepakat, apapun hasil dari putusan hukum itu ‎harus kita terima. Walaupun pahit," kata Yorrys di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Karena MA sudah memutus kasasi tersebut, maka dirinya mengharapkan Agung Laksono bisa berjiwa besar dan berlapang dada menerimanya. Apalagi putusan MA ini disebutnya sebagai solusi dari masalah yang menerpa partai berlambang pohon beringin itu selama ini. "Diharapkan jiwa besar dan kenegarawanan dari Agung Laksono untuk bisa menerima itu. Ini win-win solution," tegasnya.

Yorrys menambahkan, jika putusan kasasi itu mengacu pada kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas Riau‎ terdahulu, maka seharusnya Partai Golkar mengadakan Munas kembali pada 2015 ini. Sebab, hasil Munas Riau 2009 menghasilkan keputusan demikian.

"Kalau mengacu pada hasil Munas Riau maka harus melaksanakan Munas 2015. Tinggal kita mencari solusi yang terbaik," ujarnya sembari menyarankan agar Munas 2015 bisa diselenggarakan sebelum tanggal 9 Desember 2015. Sehingga Golkar memiliki pengurus definitif dalam menghadapi gelaran pilkada serentak.

"Kalau mau sebelum 9 Desember (Munasnya). Supaya ada Golkar definitif, agar sama-sama bisa jadi tim pemenangan pilkada. Kan kalau sekarang tidak tahu (kubu) siapa (yang definitif),‎" imbuhnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved