Harga Minyak

Goldman Sachs: Harga Minyak Bisa Sentuh US$ 20

Goldman Sachs Group Inc memangkas target harga minyak pada tahun ini. Alasannya, suplai

Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM, MELBOURNE - Goldman Sachs Group Inc memangkas target harga minyak pada tahun ini. Alasannya, suplai minyak dunia yang melimpah masih akan terus berlanjut hingga 2016 seiring dengan kenaikan produksi minyak OPEC. Bahkan, hal itu juga dapat menekan harga minyak ke level US$ 20 per barel.

Untuk tahun ini, Goldman memangkas estimasi harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menjadi US$ 45 per barel dari proyeksi Mei di level US$ 57.

Selain itu, Goldman juga mengurangi prediksi harga minyak Brent menjadi US$ 49,50 per barel dari sebelumnya US$ 62.

"Suplai minyak di pasar semakin melimpah dari prediksi sebelumnya. Dan saat ini kami memprediksi surplus produksi akan terus berlanjut hingga 2016. Mengingat suplai yang melimpah, kami menurunkan prediksi harga minyak sekali lagi," jelas analis Goldman termasuk di antaranya Damien Courvalin.

Jika produksi minyak tidak juga melambat, Goldman melihat adanya potensi harga minyak bisa ambles ke level US$ 20 per barel.

"Penurunan tersebut bisa membantu mendorong keseimbangan tingkat suplai dan permintaan untuk minyak," kata Goldman.

Sekadar informasi, harga minyak di New York sudah merosot lebih dari 25% dari posisi tertinggi pada Juni akibat suplai minyak yang melimpah.

Saat ini, harga minyak jenis WTI untuk pengantaran Oktober turun sebesar 45 sen atau 1% menjadi US$ 45,47 sen di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengantaran Oktober turun 6 sen menjadi US$ 48,83 per barel.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved