KDRT
Kasus Angeline Nyaris Terjadi di Gresik, AL Disiksa Karena Cat Kuku
Anggota Polres Gresik menangkap SM (45), wanita yang diduga menyiksa keponakannya berinisial AL (6)
TRIBUNJAMBI.COM, GRESIK - Anggota Polres Gresik menangkap SM (45), wanita yang diduga menyiksa keponakannya berinisial AL (6) hingga luka serius di bagian wajah dan sekujur tubuhnya.
Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo mengatakan, terungkapnya kasus ini setelah ada laporan dari guru TK tempat AL bersekolah yang melihat luka di tubuh AL.
Kamis (30/7/2015) lalu, guru ini tak tega melihat wajah AL yang luka memar saat di sekolah.
Saat ditanya, AL menjawab bahwa ia dianiaya bibinya, SM, hanya gara-gara menggunakan cat kuku miliknya.
Teringat kasus yang menimpa Angeline di Bali, sang guru kemudian melaporkan peristiwa ini ke Polres Gresik.
Polisi kemudian menangkap SM. Sementara AL dipindah ke tempat aman karena mengalami trauma berat.
AKBP Ady Wibowo mengungkapkan, motof tersangka marah karena tidak suka melihat AL memakai cat kukunya (pitek).
"Korban sudah tinggal selama setahun bersama bibinya, kemungkinan siksaan ini dilakukan sekal kali pertama korban tinggal bersama bibinya di kawasan Driyorejo," kata Ady.
Ayah Al di Kalimantan belum bisa dihubungi. Sementara ibu AL sudah lama meninggal dunia.
Polisi menangkap SM dengan barang bukti sabuk warna hitam yang dibuat menyiksa, bedak, batu apung, obat luka lebam, dan botol pewangi.
Sementara Masrifah, Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Al Kausar, Komplek Perumahan Sumput Asri, menjelaskan, bahwa, awal masuk sekolah Senin (27/7/2015), para wali murid merasa kasihan melihat wajah Alifah yang penuh lebam dengan tertutup kerudung seragam sekolah.
Hal itu terlihat dari sekitar bola mata yang hitam.
"Karena hari Senin ada acara Halal Bihalal di UPT Dinas Pendidikan Driyorejo, saya kurang memperhatikan. Baru hari Selasa, saya tanya ke Alifah penyebab wajahnya lebam. Jawabnya, luka ini akibat dipukul oleh Abah di Kalimantan," kata Marifah menirukan jawaban Alifah.
Namun, Masrifah dan wali murid tetap tidak percaya. Pihak sekolah juga tidak berani menanyakan langsung ke Ulfa, kawatir Alifah semakin dianiaya saat di rumah.
Pihak sekolah mencoba menayakan ke Ulfa melalui pesan singkat telepon seluler, tapi jawabnya bahwa Alifah lebam akibat jatuh.
Akhirnya Alifah dibawa ke Polsek Driyorejo dan langsung dibawa ke Polres.
Di Polres Gresik itu, Alifah menceritakan kepada Polwan. Bahwa, lebamnya wajah dan luka di tubuh akibat dianiaya oleh bibiknya.
Saat baju dan seragam celana Alifah dibuka, ternyata penuh dengan bekas penganiayaan dan di paha juga ada belas cakaran tangan.
"Ini bekas cubitan Bunda. Perut sakit akibat ditendang sama kaki. Wajah lebam karena dipukul pakai tangan Bunda," kata Marsifah, saat mendengar cerita Alifah di ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik.
Alifah juga menceritakan bahwa ada paksaan dari Ulfa, yaitu jika ditanya oleh guru di sekolah diminta menjawab dianiaya oleh Abahnya di Kalimantan saat mudik Lebaran.
"Alifah juga mengaku hanya diberi makan sekali dalam sehari. Jika pagi sudah makan ya besok paginya makan lagi. Ini seperti kasus Angeline di Bali. Tapi kasus Alifah ini karena kasus kutek pewarna kuku," kata Marsifah.
Alifah sekolah di TK belum ada setahun, baru Januari 2015 masuk kelas A, kemudian naik kelas B baru awal masuk Senin (27/7/2015) kemarin. Di sekolah terkenal baik.
"Dia itu sopan, terbuka, supel," kata Masrifah.