Kunjungan Menristek

Menristek: "1 Prodi Kok Baru 3 Dosen yang Sudah S2"

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir melakukan kunjungan mendadak

Penulis: bandot | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/BANDOR ARYWONO

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Bandot Arywono

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir melakukan kunjungan mendadak ke Akademi Kebidanan Keluarga Bunda yang terletak di Kelurahan Talang Bakung, Jambi Selatan, Jumat (22/5) sore. Kunjungan mendadak tersebut sempat membuat kaget mahasiswa dan juga dosen di sana, meski saat dikunjungi hanya satu orang dosen yang menemui menteri.

Akademi kebidanan Keluarga Bunda merupakan satu diantara perguruan tinggi yang ada di Jambi yang belum memenuhi syarat aturan dasar perguruan tinggi dalam hal jumlah dosen S2 yang minimal sebanyak 6 dosen.

Dari 24 dosen yang mengajar di perguruan tinggi tersebut baru 3 orang yang dosen yang bergelar S2, selebihnya masih S1 jauh dari yang disyaratkan yakni minimal sebanyak 6 orang dosen. "Di sini dosen S2 nya baru tiga padahal standar minimalnya itu 6 dosen yang sudah S2," kata Nasir.

"Memang SDM nya masih kurang, S2 nya baru 3 kami dorong untuk segera mengambilo S2 nya tujuannya supaya apa, agar lebih baik sehingga standar minimal terpenuhi, kalau tidak capai standar berarti bisa masalah akreditasi,
tapi katanya ini tadi masih sekolah," katanya.

Kondisi ini menurut Nasir harus segera dibenahi oleh pihak Akbid Keluarga Bunda kalau tidak menurutnya perguruan tinggi tersebut bakal bermasalah dengan akreditasi, sementara menurut aturan perguruan tinggi yang tidak melakukan akreditasi, setelah tahun 2012, maka prodi tersebut tidak akan diperbolehkan mengeluarkan ijasah. Menristek kemarin memberi teguran kepada pihak Akademi Keluarga Bunda untuk segera memenuhi syarat tersebut.

Ditanya apakah Akbid yang ditinjau kemarin menjadi lembaga yang terindikasi melakukan jual beli ijazah, Nasir mengatakan kunjungannya ke Akbid Keluarga Bunda ialah untuk mendorong agar pihak sekolah segera memenuhi persyaratan jumlah dosen yang bergelar S2.

"Kalau itu tidak memasukkan jual beli ijazah, kami hanya melihat pelayanan di kampus ini, dan ini nampaknya pelayanan baik, hanya rasio mahasiswa dan dosen yang memenuhi syarat masih kurang sekali, baru 3 yang memenuhi syarat," katanya.

Disebutkannya permasalahan kesulitan memenuhi standar dosen yang sudah S2 bukan hanya permasalahan yang ditemukan di Jambi saja, akan tetapi menurutnya di tingkat nasional juga seperti itu.

"Semua akademi kebidanan dan keperawatan di Indonesia ini rata-rata kesulitan di S2 nya," katanya.

Ini yang harus kita tingkatkan, ini tugas pemerintah kalau ada perguruan yang seperti ini kita dorong. Tapi kalau yang berbuat nakal itu yang harus kita penalti, kalau yang kurang perlu ditingkatkan SDM nya," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved