Smart Women
"Wanita Bisa Melakukan Pekerjaan Laki-laki, Tapi Lelaki Gak Bisa"
Perempuan itu harus kuat. Begitulah setidaknya pendapat Prilly terkait adanya wacana pembatasan jam kerja bagi perempuan.
Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Perempuan itu harus kuat. Begitulah setidaknya pendapat Prilly terkait adanya wacana pembatasan jam kerja bagi perempuan. Sebagai gadis yang memutuskan untuk berkarir sebelum melanjutkan kuliah, wacana itu sama saja dengan mengatakan bahwa perempuan lemah.
"Kayaknya aku nggak setuju deh dengan kebijakan itu," katanya.
Ia melihat bagaimana perempuan di luar negeri banyak yang menjadi pekerja keras. Dengan bekerja menurutnya perempuan lebih kelihatan mandiri. "Kalau begitu kapan perempuan mau maju dan kapan perempuan bisa maju. Kalau dilihat di luar negeri banyak aktris-aktris Holywood yang pekerja keras justru mereka bisa maju dan lebih independen,"
katanya.
Ia justru melihat perempuan yang bekerja keras itu baik dan justru tak masalah kalau jam kerja perempuan sama seperti yang lainnya. Persoalannya perempuan pun menurutnya harus punya kemampuan manajerial yang baik dalam hal waktu.
"Justru harusnya nggak apa-apa sih kalau perempuan kerjanya banyak tapi bisa memanage waktunya dengan baik," ungkapnya. Menurutnya, dengan bekerja keras seorang perempuan bisa lebih independen.
"Statemen seperti itu malah menganggap seolah-olah perempuan lemah.
Padahal sebenarnya justru sebaliknya, wanita bisa aja ngerjain kerjaannya laki-laki dan lelaki nggak bisa," ungkapnya.