Konfercab PDIP Jambi
Safrial dan Irsal Yunus Dinilai Kurang Mumpuni
Sementara itu bursa calon gubernur Jambi pada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Jambi mengerucut,
Penulis: andika | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Sementara itu bursa calon gubernur Jambi pada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Jambi mengerucut, paling tidak ada dua nama yang bakal diusung partai banteng moncong putih ini, mereka adalah Safrial dan Irsal Yunus. Namun demikian pengamat politik Melvin Hutabarat mengatakan dua nama ini kurang relevan untuk dimajukan dalam ajang pilgub tahun ini. Sehingga dalam pilgub mendatang PDIP harus mengusung figur baru baik dari kalangan internal maupun eksternal partai.
Pengamat politik Melvin Hutabarat menyebutkan ada beberapa alasan dua nama calon gubernur atau wakil gubernur dari PDIP kurang relevan. Maka PDIP harus mencari banyak alternatif. Alasan itu yang pertama Irsal Yunus dianggap kurang berhasil dalam berbagai ajang politik, mulai dari saat pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur 2005-2010 lalu yang berpasangan dengan Usman Ermulan yang menjadi calon gubernur.
Selain itu, saat pemilihan anggota DPD RI lalu, Irsal juga gagal karena tidak mendapat suara terbanyak. Selain Irsal, Safrial juga dianggap kurang mumpuni, sama seperti Irsal, Safrial pernah mencalonkan diri menjadi calon gubernur saaat pemilihan gubernur 2010 yang berpasangan dengan Agus Setyo Negoro.
Lalu saat pemilihan legislatif lalu, Safrial mencalonkan diri menjadi calon anggota DPRRI, namun juga gagal mendapat suara prioritas.
"Nah, dari sini harusnya PDIP Jambi berkaca," ujar Melvin, Senin (23/2).
Meski demikian, lulusan pasca sarjana Fisip UI ini mengatakan, PDIP punya calon yang yang fresh gruduate yang mampu bersaing dalam pilgub mendatang, sehingga harus menjadi pertimbangan ke depan.
"Sebut saja seperti Edi Purwanto yang melenggang menjadi wakil ketua DPRD Provinsi, lalu Hilalatul Badri yang sudah dua kali menang, lalu Ihsan Yunus yang menang menjadi anggota DPR-RI," katanya.
Nah, dari sana PDIP bisa mengevaluasi dan mencari peluang dari kader lainnya, soalnya kader dan pengurus adalah aset terpenting dalam partai politik. Namun jika kader yang disebut di atas tidak mumpuni secara finansial, basis dan lobi, ada baiknya PDIP membuka pendaftaran dari pihak eksternal. PDIP harus bisa mencari celah-celah lainnya agar tidak tercoreng sebagai partai pemenang pemilu gara-gara kalah dalam pemilihan gubernur mendatang.
"Namun yang diusung oleh PDIP adalah orang yang dekat dengan PDIP, simpatisan dan tidak berafiliasi dengan partai lainnya selain PDIP," katanya. Saat ini, lanjut Melvin, banyak sekali orang-orang yang punya kecenderungan dan ingin bergabung dengan PDIP.
Selain adanya figur Jokowi, PDIP dianggap sebagai partai yang bisa kader menerima dari kalangan manapun.
Namun demikian, Irsal Yunus tidak memperdulikan hal itu, baginya maju dalam ajang pilgub ke depan bukanlah keinginannya sendiri melainkan berdasarkan dan mekanisme partai.
"Itu kan kewenangan DPP PDIP, kami kan tidak boleh melangkahi DPP, kata akhirnya tetap DPP," kata Irsal. Irsal mengatakan dirinya belum punya kecendrungan untuk berpasangan dengan siapa dalam pilgub mendatang.
"Kalaupun kita mau bergerak tetap saja itu tidak boleh diberi tau, tetap itu bukan kewenangan kita, itu soal DPP," katanya.
Selain itu Safrial mengatakan dirinya akan diusung atau tidak dalam pilgub mendatang itu tergantung kader.
"Kita serahkan pada kader," katanya. Menurutnya kaderlah yang dapat menentukan siapa yang pantas diusung dalam pilgub mendatang.
Ketua DPC PDIP se-Provinsi Jambi.
Batanghari : Ibrahim
Sarolangun : Syaihu
Tanjab Barat : Mulyani Siregar
Tanjab Timur : Gatot
Merangin : Zaidan
Bungo : (Pending)
Tebo : (Pending)
Kerinci : Edison
Sungaipenuh : Hardizal
Kota Jambi : Fauzi
Muarojambi :Yuli Setia Bakti