Hari Raya Imlek
Hujan Bawa Jawaban Doa Kemakmuran Bumi dan Manusia
Hujan mengguyur Kota Jambi sepanjang Rabu (18/2) sore hingga malam hari menyambut datangnya tahun baru Imlek 2566.
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hujan mengguyur Kota Jambi sepanjang Rabu (18/2) sore hingga malam hari menyambut datangnya tahun baru Imlek 2566. Disejumlah kelenteng yang ada di Jambi, perayaan berjalan semarak dan aman meski terbilang sepi.
Di kelenteng Sai Che Thien yang setiap tahun baru Imlek biasanya ramai, malam ini terlihat sepi, hanya beberapa orang warga Thionghoa yang datang sembayang. The Lien Teng seorang Rohaniawan di sana mengatakan, banyak warganya yang sembahyang di rumah.
"Ini hari hujan, mereka banyak doa di rumah, subuh pagi nanti baru ramai orang sembahyang di kelengteng," katanya, Rabu (18/2).
Bila hari cerah, kata The Lien sejak tengah malam orang mulai ramai datang ke Sai Che Thien untuk sembahyang Tuhan. Bahkan hingga pagi umat Konghucu akan datang silih berganti. Sebagian warga Thionghoa juga datang ke wihara untuk sembahyang tahun baru Imlek.
"Minta agar diberi panjang umur, usahanya lancar, hasil panen melimpah, negaranya yang aman. Semua aman pokonya," katanya.
Sembahyang imlek akan di mulai awal penanggalan Jia Gwee (awal bulan Cina) hingga 15 Jia Gwee di tahun baru. Selama dua minggu penuh warga Tionghoa akan melakukan sembahyang. Dan pada tanggal 15 Jia Gwee atau 5 Maret akan ada sembahyang besar umat Konghucu, atau dikenal dengan Cap Go Meh.
Suasana sepi juga terlihat di kelenteng Tuo Pek Kong. Sore hari umat Konghocu masih sepi yang datang sembahyang. A Pong pengurus kelenteng mengatakan, Tuo Pek Kong akan ramai pada awal penanggalan tahun baru cina.
"Besok (hari ini) pagi baru akan ramai orang sembahyang. Kalau sekarang itu sembahyang biasa," katanya.
Hujan yang mengguyur Jambi pada Rabu (18/2) sore dinilai membawa banyak makna bagi manusia, termasuk bagi umat Kong Hu Cu yang menyabut tahun baru 2566 pada imlek kali ini. Hujan membawa jawaban doa-doa yang memakmurkan bumi dan kehidupan manusia.
The Lian Teng, Rohaniawan Kong Hu Cu di Kelenteng Sai Che Tien mengatakan hujan membawa kesuburan dan mengembalikan kesuburan dunia. "Pohon-pohon tumbuh, kembali hijau dan manusia juga berbahagia. Semua kembali seperti semula," katanya.
The Lian Teng menjelaskan bagaimana hujan memberi berkah dan mengembalikan alam dan manusia seperti semula. Karena ia tak cukup lancar berbahasa Indonesia, ia menyebut pohon-pohon sekitar kelenteng dan menggambarkan rejeki yang didatangkan hujan.
Terlebih pada imlek tahun ini, warga Tiong Hoa meninggalkan tahun kuda dan menyambut tahun kambing. Dimana langit dan bumi menyatu.
"Atas dan bawah menyatu, dengan kayu dan kemudian menjadi emas yang artinya kebahagiaan," katanya.