Pembunuhan Sadis di Sarolangun
Psikolog: Pola Asuh Bisa Berpengaruh
DARI kacamata psikologi, Rizky Takrianti fenomena semacam ini kemungkinan kuat bermula karena kepribadian yang tidak matang.
Penulis: Duanto AS | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - DARI kacamata psikologi, Rizky Takrianti fenomena semacam ini kemungkinan kuat bermula karena kepribadian yang tidak matang. Seseorang gampang temperamental ketika menemukan masalah-masalah. Apabila ini dibiarkan, maka akan menjadi perilaku yang tidak sehat.
Fenomena yang sadistis, sampai memotong kepala gegara sambal, penyebabnya dendam masa kecil yang tidak terobati. Ini keluar atau meledak ketika seseorang underpressure atau di bawah tekanan.
Lantaran pola asuh tidak baik dari kecil hingga dewasa, pada saat kejadian ada hal yang sangat menekan atau tidak nyaman kemudian itu meledak.
Karena dendam masa kecil yang menumpuk, hal yang sepele seperti sambal pun bisa membuat meledak dan membuat seseorang bertindak sadistis. Ada akumulasi masalah yang tidak terselesaikan. Contoh lain, uang Rp 5. 000 pun bisa jadi pemicu seseorang melakukan tindakan di luar kemanusiaan.
Penyebab lain orang melakukan tindakan sadistis kemungkinan ada, semisal tontonan yang menakutkan bisa juga menjadi penyebab, faktor ekonomi atau lainnya. Tapi tindakan sadistis seperti itu penyebabnya lebih karena dendam masa kecil. Dampaknya, membunuh menjadi hal yang biasa.
Posisi penting adalah orangtua sebagai pendamping. Mereka harus paham dengan temperamen anak, dan bisa mendampinginya. Pola asuh yang salah akan berdampak pada perilaku ketika dewasa.