Mantan Rektor Unja Meninggal
Tak Lirik Pemerintahan, Konsen jadi Pengajar
ambi berduka, terutama kalangan dunia pendidikan. Satu putra terbaiknya yakni Profesor Kemas Mohammad Saleh
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Jambi berduka, terutama kalangan dunia pendidikan. Satu putra terbaiknya yakni Profesor Kemas Mohammad Saleh dipanggil Yang Maha Kuasa, Kamis (3/7) dinihari. Beliau merupakan pelopor berdirinya Universitas Jambi (Unja).
Almarhum sempat dirawat di Rumahsakit RSCM Jakarta selama 3 hari, akibat penyakit diabetes yang dideritanya sejak usia 39 tahun. Profesor Kemas Mohammad Saleh wafat diusianya yang ke 79.
Jenazah Profesor Kemas Mohammad Saleh tiba di Bandara Sultan Thaha Jambi sekitar pukul 10.30 WIB, dengan menggunakan pesawat khusus dengan kode pesawat PK-TWN. Kedatangan jenazah disambut haru sejumlah kerabat yang hadir. Setibanya dibandara, jenazah almarhum langsung dibawa ke rumah duka.
Berita duka ini pun segera menyebar cepat. Mulai dari kalangan menengah hingga elit politik dan pemerintahan pun ramai melayat kerumah duka yang berlokasi di Jalan Abdul Manaf Telanaipura Kota Jambi. Pantauan Tribun Kamis (3/7) siang, berbagai kalangan masyarakat silih berganti datang untuk melayat.
Bahkan sejumlah orang-orang berpengaruh tampak hadir disana. Seperti Gubernur Jambi, Bupati Tanjung Jabung Timur, Wali Kota Jambi, serta sejumlah rekan dan kerabat serta tokoh politik juga hadir. Seperti Hazrin Nurdin, Sutan Adil Hendra, mantan Bupati Tebo Majid Muas, Hasib Kalimudin Sam, Asnawi Nasution serta sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Wafatnya Prof Kemas Mohammad juga meninggalkan kenangan tersendiri bagi mereka yang hadir dirumah duka. Selain dikenal sebagai tokoh pendidikan di Jambi, beliau juga dikenal sebagai panutan.
"Almarhum ini sarjana angkatan pertama Jambi. orangnya sangat konsisten dalam membangun dunia pedidikan. Sudah menjadi pelopor berdirinya Unja dan juga pernah menjadi rektor di Universitas Batanghari (Unbari). Jasanya untuk dunia pendidikan di Jambi tidak bisa diragukan lagi," Kata HBA, Gubernur Jambi ditemui dirumah duka. Bahkan HBA mengaku sangat kagum dengan kepribadian almarhum.
"Orangnya tidak macam-macam, saya tahu betul beliau ini adalah kawan Akrabnya bapak Abdurrahman Sayuti (mantan Gubernur Jambi, red). Waktu saya jadi ajudan Pak Sayuti, saya pernah melayani beliau kalau hendak bertemu Pak Sayuti. Saya sering dengar mereka kalau ketemu pakai bahasa Inggris, jadi saya tahu betul almarhum ini," kenang HBA.
Didalam keluarga, ayah 6 anak ini dikenal sebagai panutan. Selain orangnya juga dikenal penyabar dan mencitai keluarganya.
"Orangnya tidak pernah saya lihat marah. Tentu kita sangat kehilangan," kata Cornelis Buston, menantu almarhum ditemui usai prosesi pemakaman.
Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum disalatkan di Masjid Nurul Islam Kelurahan Tanjung Pasir, yang merupakan tanah kelahirannya. Almarhum kemudian dikebumikan di TPU Putri Ayu, sekitar pukul 16.00 WIB, disaksikan kerabat, keluarga serta sejumlah alumni dan civitas Unja.
Almarhum lahir di Tanjung Pasir tahun 1949 silam. Semasa hidupnya, Almarhum dikenal sebagai orang yang cerdas. Mulai dari SR hingga SMA Prof Kemas Mohammad Saleh selalu mendapat juara satu dikelas. Bahkan ketika kuliah di UI, Almarhum lulus dengan nilai tertinggi.
"Disaat semua orang banyak terjun kedunia pemerintahan. Beliau tetap konsisten melanjutkan cita-citanya menjadi seorang tenaga pengajar. Bahkan di penghujung usianya masih tetap konsisten dibidang pendidikan," kenang Kemas Arsyad Somad, adik kandung almarhum dalam sambutannya usai prosesi pemakaman.
Kini, buah perjuangan Profesor Mohammad Saleh masih bisa kita rasakan dengan berdirinya kampus Unja. Serta pemikirannya dalam memajukan dunia pendidikan di Jambi. Selamat jalan Prof, semoga budi baikmu dinilai pahala disisi Allah...Amin.