Pasien Ditolak Rumah Sakit
Ditolak Dokter IGD RSUD HA Thalib, Pasien Akhirnya Meninggal
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mayjen HA Thalib mengaku kecewa.
Penulis: edijanuar | Editor: Rahimin
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Seorang keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mayjen HA Thalib mengaku kecewa. Gara-gara sulit mendapat persetujuan perawatan, seorang anggotanya keluarga akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Pasien berharap seharusnya pihak rumah sakit cepat memberikan respon saat pasien datang untuk berobat.
Sabtu (26/4) sekitar pukul 14.00 WIB, dari pantauan Tribun sekitar pukul 14.00 WIB, setidaknya terjadi dua kali penolakan terhadap pasien rujukan Jamkesmas atau BPJS untuk mendapatkan rawat inap. Diantaranya adalah pasien yang bernama SLH dan SR. Edi, pihak keluarga dari pasien SLH menyatakan pihaknya datang untuk membawa SLH berobat atas sakit yang diderita.
Pasien kemudian di bawa ke IGD rumah sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan. Namun dokter jaga kemudian hanya memberi obat dan bisa dilakukan rawat jalan. Disarankan tiga hari lagi pasien diminta datang untuk kembali mengambil obat. Padahal kondisi pasien saat itu tengah sakit keras.
Informasi yang didapat dari sejumlah petugas, dokter yang bertugas di IGD saat itu adalah dokter yang dikabarkan baru beberapa bulan menjalankan tugasnya sebagai dokter jaga dirumah sakit. Melihat kondisi pasien yang cukup parah, keluarga kemudian meminta agar pasien bisa dirawat di rumah sakit tersebut.
Keluarga SLH sendiri datang ke rumah sakit dengan mengandalkan fasilitas pelayanan kesehatan dari Jamkesmas. Oleh dokter jaga dinyatakan bahwa, jika keluarga pasien tetap menginginkan SLH dirawat, maka harus dibuat atas permintaan keluarga. Kondisi ini tentunya akan sulit untuk mengklaim pelayanan jaminan kesehatan masyarakat. Lantaran melihat kondisi SLH yang semakin melemah, keluarga tetap menginginkan SLH dirawat.
"Dirawat saja, nanti sampai dilabor kita usahakan Jamkesmas masih bisa berlaku," ungkap perawat yang bertugas diruangan IGD, memberikan kesempatan kepada keluarga pasien. Setelah sepakat pasien dirawat tanpa rekomendasi dokter, akhirnya SLH dirawat diruangan kelas III. Namun setelah dirawat selama satu malam, akhirnya SLH akhirnya meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.
"Jangan-jangan dokter ada mainnya. Pasien yang kondisinya sudah mau meninggal kok disuruh rawat jalan," kata Edi, keluarga pasien. Dia mengaku, kesehatan pasien BPJS atau Jamkesmas sepertinya dipermainkan oleh petugas medis.
"Pemerintah harus melakukan evaluasi. Padahal sudah disiapkan anggaran besar, namun pelayanan tetap saja tidak maksimal," jelasnya.