Digadang-gadang Jadi Menpora, Erick Thohir Menolak Secara Halus? Ini Katanya

"Saya kira menjadi pengusaha juga terhormat, tak semua harus menduduki posisi pelayan publik,”

Editor: Nani Rachmaini
Tribunnews/Abdul Majid
Ketua KOI Erick Thohir saat diwawancarai setelah menghadiri peluncuran buku 'Turbulensi Sport di Indonesia' di SUGBK, Senayan, Jakarta, Kamis (15/11/2018). 

Digadang-gadang Jadi Menpora, Erick Thohir Menolak Secara Halus? Ini Katanya

Ada sejumlah nama dalam draft tersebut yang berasal dari TKN Jokowi-Ma’ruf seperti Ketua TKN Erick Thohir disebut menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Moeldoko menjabat Menko Polhukam, Ketua Tim Hukum TKN Yusril Ihza Mahendra, disebut jadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta putri mantan presiden Aburrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, sebagai Menteri Sosial.

TRIBUNJAMBI.COM-Nama Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Erick Thohir disebut-disebut menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora dalam susunan kabinet kerja yang beredar akhir-akhir ini.

Saat dikonfirmasi di Kompleks Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2019), Erick Thohir menegaskan bahwa daftar susunan menteri itu bohong dan tak pernah ada rapat tanggal 14 Juli 2019 yang disebut sebagai dasar penetapan susunan tersebut.

"Saya kangen dengan dunia saya, dunia usaha, kemarin juga sudah umroh dan menghabiskan waktu dengan keluarga."

"Saya kira menjadi pengusaha juga terhormat, tak semua harus menduduki posisi pelayan publik,” ungkap Erick Thohir lalu tersenyum.

Ia mengatakan masih banyak nama yang memiliki kualitas bagus yang cocok untuk ditunjuk sebagai menteri.

“Saya kira sudah banyak orang yang berjuang, yang sudah berkeringat, dan banyak nama-nama yang bagus bisa membantu pemerintah. Apalagi kinerja kementerian sekarang kan sudah bagus,” ujarnya.

Walaupun memilih sebagai pengusaha, Erick Thohir tetap ingin memberi sumbangsih kepada negara yaitu membantu pemerintahan 2019-2024 untuk mewujudkan mimpi tahun 2030-2045 yaitu membuat Indonesia menjadi negara tujuh besar ekonomi dunia seperti pidato Presiden Joko Widodo tanggal 14 Juli 2019 lalu.

Menurutnya pengusaha bersama masyarakat serta pemerintah harus bahu membahu untuk mewujudkan soliditas ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Erick berkata jika soliditas ekonomi tak bisa diwujudkan akan berakibat salah satunya perpecahan negara.

Erick Thohir saat buka puasa bersama pengurus cabang olahraga (PB/PP) di Hotel Mulia, Minggu (26/5/2019).
Erick Thohir saat buka puasa bersama pengurus cabang olahraga (PB/PP) di Hotel Mulia, Minggu (26/5/2019). (ist)

“Momentum bonus demografi jangan sampai terlewat dan jangan sampai terjebak ‘middle trap income’, ketika piramida penduduk terbalik sudah menjadi mayoritas penduduk usia tua tapi ekonomi tak solid bisa pecah contohnya Yugoslavia. Kita harus contoh Polandia yang bersatu tapi menjadi kekuatan ekonomi baru Eropa,” katanya.

“Kita harus mulai membuat ‘blue print’ ideologi di bidang ekonomi karena kita tak bisa terus bergantung pada Amerika Serikat atau Cina, kita harus punya strategi sendiri karena persaingan baru dimulai,” lanjut dia.

Lebih lanjut Erick menegaskan bahwa penentuan kabinet menteri adalah hak prerogatif presiden.

Ia mengatakan dirinya sebagai Ketua TKN hanya berfungsi maksimal untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf dalam kontestasi Pemilu 2019 dan tak memiliki kewenangan untuk ikut menentukan nama menteri.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved