Pistol AM Hendropriyono Melorot Dalam Celana, Akhirnya Terjadi Pertarungan Pakai Pisau Komando

Tak disangka, pistol itu melorot dalam celana saat AM Hendropriyono akan ambil pistol. Akhirnya terjadi pertarungan menggunakan tangan kosong dan pisa

Editor: Duanto AS
Istimewa
Prajurit Kopassus 

Tak disangka, pistol itu melorot dalam celana saat AM Hendropriyono akan ambil pistol. Akhirnya terjadi pertarungan menggunakan tangan kosong dan pisau komando.

TRIBUNJAMBI.COM - Satu keluarga, berpangkat Jenderal TNI dan sama-sama berlatar belakang Kopassus.

Sebenarnya, Jenderal TNI (purn) AM Hendropriyono dan Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan mertua dan menantu.

Banyak orang belum mengetahui KSAD ini mempunyai mertua yang juga jenderal berlatar pasukan elite TNI AD.

AM Hendropriyono mendapat julukan "The Master of Intelligence".

Dia pernah menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.

Prajurit itu kenyang pengalaman.

Baca Juga

 Kopassus Vs Green Berrets, Pasukan Elite AS Nyerahsaat Disuruh Makan Durian

 Intelijen Kawakan Nekat Tegur Soeharto di Meja Biliar, Akhirnya Jenderal TNI Ini Diganti

 Intel Polisi Pura-pura Mancing Lele di Empang, Cuma Bercelana Pendek, Ternyata Awasi Terduga Teroris

 Cupi Cupita Perang Lawan Lia Callia di Instagram, Foto Tangan Berdarah hingga Dada Diunggah

 Ladang Bisnis Alm Olga Syahputra Puluhan Miliar yang Tersembunyi, Warisan Hilang Rp 1,5 Miliar

Ada cerita menarik tentang AM Hendropriyono saat masih berpangkat kapten, sekira 1970-an.

Saat itu, dia dan pasukan Puspassus (sekarang Kopassus) dikirim untuk operasi penumpasan pemberontak di Kalimantan.

Di sana, pasukan elite TNI AD harus saling bunuh dengan gerilyawan Kalimantan.

Melansir Intisari, buku berjudul Operasi Sandi Yudha yang ditulis Jenderal Purn AM Hendropriyono, mengisahkan cerita itu. Buku berjudul Menumpas Gerakan Klandestin, diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada 2013.

Buku itu mengisahkan operasi militer pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus) melawan gerombolan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) pada 1968-1974.

Satu di antara yang menarik yaitu upaya penangkapan petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah Siauw Ah San.

Tim Halilintar dikirim

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved