Kisah Militer

Siapa Sebenarnya Joana Palani? Ratusan Prajurit ISIS Tewas di Tangan Dinginnya, Kini Paling Dicari!

Perempuan berusia 23 tahun blasteran Kurdi-Denmark ini, seperti dilaporkan Daily Mail, rela meninggalkan bangku kuliah dengan bertempur melawan ISIS.

Editor: Tommy Kurniawan
thetimes.co.uk
Siapa Sebenarnya Joana Palani? Ratusan Prajurit ISIS Tewas di Tangan Dinginnya, Kini Paling Dicari! 

Siapa Sebenarnya Joana Palani? Ratusan Prajurit ISIS Tewas di Tangan Dinginnya, Kini Paling Dicari!

TRIBUNJAMBI.COM - Menjadi seorang sniper handal tentu menjadi kebahagiaan tersendiri.

Namun, kebanyakan ahli menembak merupakan seorang pria profesional.

Namun apa jadinya jika ahli sniper tersebut merupakan sosok wanita?

Joana Palani sontak merusak persepsi kita tentang seorang sniper.

Sniper, dalam bayangan kita, biasanya bertubuh kekar, berwajah dingin, dan misterius.

Tapi tidak dengan Joana. Ia seorang perempuan … dan tampak sangat cantik.

Joanna si sniper cantik
Joanna si sniper cantik (thetimes.co.uk)

Perempuan berusia 23 tahun blasteran Kurdi-Denmark ini, seperti dilaporkan Daily Mail, rela meninggalkan bangku kuliah dengan bertempur melawan ISIS.

Dengan senapan SVD Dragunov dan Kalashnikov kesayangannya, ia dilaporkan telah menghabisi sekitar 100 nyawa pejuang ISIS di medan pertempuran kedua negara.

Baca: Tak Cuma Ahli Perang Hutan, Di Medan Bersalju Kopassus Mampu Kalahkan Pasukan Khusus Korea Selatan

Baca: Strategi Kopassus Dicemooh Media Thailand, Hanya Cara Ini Libas Pembajak Pesawat, Dunia Tercengang

Baca: VIDEO: Detik-detik Buaya Pemangsa Ditangkap, Muncul Potongan Tubuh Manusia Saat Perut Buaya Dibelah

Baca: Sudah Bikin Foto Prewed Rezky Aditya & Patricia Razer Malah Kandas, Denny Darko Sebut Soal Selingkuh

Atas prestasinya ini, Joanna jadi sniper kebanggaan Batalion YPG, bagian dari Angkatan Bersenjata Pemerintah Regional Kurdistan di Irak.

Dengan pakaian kamuflase, ia biasa “berburu” pada malam hari, dari tempat-tempat sepi, berbekal teropong termal, granat, dan makanan kecil.

Pengalaman buruk semasa kecil di pengungsian dan kerasnya perjuangan keluarganya (orang-orang Kurdistan) dalam peperangan di Irak, telah membentuk Joanna berbeda dengan perempuan pada umumnya.

Pada usia empat tahun, ia sempat diungsikan ke Denmark untuk mendapatkan pendidikan yang baik.

Namun keinginannya untuk menguasai senapan tak kuasa ditepis ketika kakeknya mengajaknya berlatih menembak pada usia sembilan tahun.

Darahnya selalu mendidih setiap kali mendengar berita pejuang ISISmemperlakukan buruk anak-anak dan perempuan.

Halaman
12
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved