Komunitas Barber

Jhaco, Komunitas Barber di Jambi, Bukan Profesi yang Dipandang Sebelah Mata

Jhaco, Komunitas Barber di Jambi, Bukan Profesi yang Dipandang Sebelah Mata

Penulis: Nurlailis | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Nurlailis
Jhaco, Komunitas Barber di Jambi, Bukan Profesi yang Dipandang Sebelah Mata 

Jhaco, Komunitas Barber di Jambi, Bukan Profesi yang Dipandang Sebelah Mata

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dunia barber di Jambi semakin lama mulai berkembang. Dan, ada banyak pilihan untuk barber shop yang ada di Jambi saat ini.

Seiring dengan banyaknya barber, terbentuk pula komunitas yang menjadi wadah bagi para barber yaitu Jambi haircut community (Jhaco).

Mereka menyebutnya sebagai seniman yang mengaplikasikan seni melalui rambut.

Dalam sebuah demo yang mereka tampilkan di Tribun Jambi, terlihat para barber piawai dalam mengubah tampilan rambut.

Komunitas yang menjadi wadah bagi para barber, Jambi haircut community (Jhaco)
Komunitas yang menjadi wadah bagi para barber, Jambi haircut community (Jhaco) (Tribunjambi/Nurlailis)

Dengan menggunakan perlengkapan seperti mesin cukur, gunting, pisau cukur dan lain-lain, mereka membuat tampilan menjadi lebih fresh.

Terlihat pula gaya fade, yang diaplikasikan pada rambut kostumer. Fade yaitu potongan rambut yang memotong hingga tipis bagian samping dan belakang kepala.

Anggota Jhaco yang juga owner dari barber eng, Abdee menyebut, kegiatan saat berkumpul adalah bertukan pikiran tentang kemampuan dalam dunia barber.

Ia juga memberikan pemahaman bahwa profesi ini juga dapat menghidupi keluarga.

Baca: Banyak yang Tak Tahu, Ini Perbedaan Barbershop, Pangkas Rambut dan Hair Stylish

Baca: Seperti Apa Gaya Rambut Fade yang Lagi Tren Saat Ini, Begini Penjelasan Owner Clasic Barber Jambi

Baca: Rekonstruksi Kasus Pembunuhan, Terungkap Pelaku Berbohong dan Rencanakan Pembunuhan Imam Masjid

"Walaupun hanya tukang cukur, pekerjaan ini mampu menghidupi. Barber bukan profesi yang dipandang sebelah mata. Rata-rata tarif saat ini kisaran Rp 50 ribu. Perhari bisa mecukur 15-20 kepala, dihari lebaran bisa mencapai 30 ke atas dan saat lebaran hargapun naik," jelasnya.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri dengan adanya komunitas dapat menambah teman. Selain berbagi tentang keahlian juga belajar tentang manajemen.

“Ada tukang cukur yang udah lama eksis, tapi tarifnya masih murah. Melalui komunitas ini bisa sharing tentang manajemen tentunya. Sehingga dari berbagai hal bisa diperbaiki secara perlahan, terutama soal tarif dan pelayanan. Dalam kata lain menaikan derajat tukang cukur,” ungkapnya.

Baca: Ingin Bahagia dengan Mencintai Diri Sendiri, Berikut Langkah-langkah dari Milenial Jambi

Baca: TVRI Resmi Siarkan Liga Inggris Musim 2019-2020, Berikut Jadwal Lengkap Big Match Premier League

Baca: DIHADANG 300 Musuh, Prajurit Kopassus Pratu Suparlan Lakukan Hal Ini: Komandan Fretilin Terperangah

Mengenai suka duka ia menceritakan terkadang memang ada kostumer yang menyebalkan.

“Mereka membawa contoh gaya rambut orang barat, misalkan Beckham. Setelah selesai mereka protes bilang ga mirip. Padahal secara model rambut sama,” ceritanya.

Ketua Jhaco, Imam juga memiliki kisah tersendiri mengenai dunia barber. Ia berangkat dari pangkas rambut, sebelumnya dari awal tahun 2000 dan pada 2015 ia memutuskan untuk mengubah menjadi barber.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved