Bukti Baru Putra Mahkota Saudi MBS Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

"Tidak diragukan terdapat bukti kredibel yang menegharuskan dilakukannya penyelidikan terhadap pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota," ujar

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @mbs__life
Mohammed bin Salman 

Bukti Baru Putra Mahkota Saudi MBS Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

TRIBUNJAMBI.COM, JENEWA - Penyelidikan independen dari pakar HAM PBB menyimpulkan, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ( MBS) terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Ringkasan, dan Arbitrasi Agnes Callamard menuturkan, putra mahkota berjuluk MBS itu bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.

"Tidak diragukan terdapat bukti kredibel yang menegharuskan dilakukannya penyelidikan terhadap pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota," ujar Callamard dikutip AFP Rabu (19/6/2019).

Baca: Bikin Geger Karena Live Adegan Mesum & Tarik Bayaran Rp 5 Ribu kepada Anak-anak

Baca: Siapa Sebenarnya Vicy Melanie? Cewek Seksi yang Dampingi Kevin Aprilio saat Utang Rp 17 Miliar

Baca: Sinopsis Film Bumi Manusia, Kisah Cinta Minke & Annelies, Serta Kekagumannya pada Nyai Ontosoroh

Laporan itu tidak menekankan adanya kesimpulan telah terjadi pelanggaran.

Satu-satunya kesimpulan adalah adanya bukti yang membutuhkan investigasi lebih lanjur.

Dia menuturkan salah satu bukti yang diperolehnya memperlihatkan Khashoggi menyadari penuh kekuasaan yang dipeang oleh MBS, dan begitu takut terhadapnya.

Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh dengan cara dimutilasi di gedung Konsulat Arab Saudi di Turki
Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dibunuh dengan cara dimutilasi di gedung Konsulat Arab Saudi di Turki (dw.com)

Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays yang melaporkan langsung dari markas PBB di New Yor mengatakan, penemuan Callamard jelas "memberatkan".

"Dalam laporan ini, terlihat jelas siapa yang harus disalahkan. Callamard menjelaskan bahwa Saudi melakukan pembunuhan berencana terhadap Khashoggi," ujar Bays.

Khashoggi, seorang jurnalis Washington Post sekaligus pengkritik MBS, dibunuh ketika datang ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Hashim Ahelbarra yang melaporkan langsung dari luar konsulat Saudi menuturkan laporan itu bisa menjadi "keuntungan" Turki untuk menekan Presiden AS Donald Trump.

Baca: KABAR GEMBIRA! Lion Air Beri Promo Murah untuk Sejumlah Rute Penerbangan Domestik, Cek di Sini!

Baca: Sidang Sengketa Pilpres 2019, Yusril: Jangan Sembarangan Menuduh Kalau Tdak Bisa Membuktikan

Riyadh awalnya tidak mengetahui mengenai pembunuhan yang menimpa jurnalis 50 tahun itu kemudian menyalahkan adanya operasi liar di mana jenazah Khashoggi dikabarkan dimutilasi.

Sejauh ini, jaksa penuntut Saudi menepis keterlibatan MBS dengan menangkap puluhan orang, dan menuntut hukuman mati bagi lima orang yang dianggap pelakunya.

Dalam laporan itu, Callamard mengatakan bahwa penyelidikan gabungan yang dilakukan Saudi serta Turki gagal memenuhi standar internasional untuk menyingkap kematian tak wajar.

Dia mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menggelar investigasi kriminal internasional untuk membuka kemungkinan pengadilan ad hoc hibrida.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved