Pasukan Bersenjata Tembaki Demonstran, Sudah 40 Mayat Ditemukan di Sungai, Diyakini 100 Orang Tewas

Pasukan bersenjata Sudan mengusir para demonstran dengan cara menembaki mereka yang tidak bersenjata

Editor: Suang Sitanggang
net
Ilustrasi. Kondisi di Sudan 

TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan bersenjata Sudan mengusir para demonstran dengan cara menembaki mereka yang tidak bersenjata.

Sejumlah laporan menyebutkan, kelompok paramiliter yang ditakuti telah menyerang warga sipil.

Sudah 40 mayat diambil dari Sungai Nil yang berada di Khartoum, Sudan.

Aktivitis oposisi menyebut, puluhan jenazah tersebut merupakan korban tindakan keras terhadap aksi demonstrasi pro-demokrasi.

Melansir dari BBC, Rabu (5/6/2019), dokter dari oposisi menyebut mayat-mayat yang berada di sungai adalah bagian dari 100 orang yang diyakini tewas.

Baca: PSK Online Berteriak dari Kamar, Pria Hidung Belang Diamuk Warga, Sempat Sekali Berhubungan Intim

Baca: Rofik Asharudin Pelaku Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Dibaiat ISIS, Beli Bahan Bom Pakai Uang Orangtua

Baca: Lebaran Hari Pertama, AHY Temui Presiden Jokowi di Istana Negara, SBY Ziarah ke Makam Ani Yudhoyono

Mereka kehilangan nyawa akibat serangan pasukan keamanan terhadap kamp protes pada Senin (3/6/2019).

Para demonstran telah menduduki suatu area di luar markas tentara selama berminggu-minggu.

"Sebanyak 40 jenazah para martir mulia kami temukan di Sungai Nil kemarin," demikian pernyataan dari Komite Sentral Dokter Sudan dalam sebuah unggahan di Facebook.

Sejumlah laporan menyebutkan, kelompok paramiliter yang ditakuti telah menyerang warga sipil.

Dewan Transisi Militer (TMC) yang berkuasa di Sudan berjanji untuk menyelidiki pembantaiam tersebut.

Seorang pejabat dari Komite Sentral Dokter Sudan mengaku telah menyaksikan dan memverifikasi jumlah korban tewas, yang jumlahnya kini mencapai 100 orang.

Rumah sakit di Khartoum telah berupaya untuk menolong korban yang terluka parah.

"Situasinya sangat sulit. Sebagian besar rumah sakit telah merawat lebih banyak korban di luar kemampuan mereka," kata seorang dokter kepada AFP.

"Ada kekurangan staf medis, kekurangan darah, dan sulit melakukan operasi karena hanya dapat dilakukan di rumah sakit tertentu," ucapnya.

"Masih ada korban terluka dalam kondisi serius. Saya perkirakan jumlah kematian akan meningkat," imbuhnya.

Baca: PSK Online Berteriak dari Kamar, Pria Hidung Belang Diamuk Warga, Sempat Sekali Berhubungan Intim

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved