Bom Bunuh Diri Sukoharjo
Rofik Asharudin Pelaku Bom Bunuh Diri di Sukoharjo Dibaiat ISIS, Beli Bahan Bom Pakai Uang Orangtua
Rofik Asharudin, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, aktif berkomunikasi dengna pimpinan ISIS di Suriah
TRIBUNJAMBI.COM - Rofik Asharudin, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, aktif berkomunikasi dengna pimpinan ISIS di Suriah.
Komunikasi dilakukan Rofik Asharudin dengan pimpinan ISIS melalui media sosial.
Rofik Asharudin sidah berkomunikasi dengan pimpinan ISIS sejak 2018 dan dibaiat ISIS pada akhir 2018.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Baca: Ramalan Zodiak Bulan Juni 2019, Cek Keuanganmu Bulan Ini, Ada 4 Bintang yang Wajib Berhemat
Baca: Curhatan Istri Para Personel Seventeen, Tahun Pertama Lebaran Tanpa Kehadiran Sosok Suami
Baca: Hari Pertama Lebaran 2019 Keluarga Besar SBY Sliaturahmi ke Kediaman Megawati AHY Kenakan Baju Ini
Baca: Deretan Artis Mualaf yang Rayakan Idul Fitri untuk Pertama Kalinya di Tahun Ini, Ada yang dari Korea
Dia mengatakan Rofik Asharudin setelah dibaiat ISIS mengajak agar kedua orangtuanya ikut baiat untuk ikut sebagai pelaku teror bom.
Namun, keduanya menolak ajakan anaknya itu, karena tidak setuju dengan jalan yang dipilih anaknya.
Rofik merupakan pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, pada Senin (3//6/2019) tengah malam.
"Kedua orangtuanya sempat diajak, namun menolak," kata Kapolda usai melaksanakan shalat Id, di Semarang, Rabu (5/6/2019).
Menurut dia, kedua orangtua pelaku mengetahui aktivitas yang dilakukan Rofik dan bahkan sempat memperingatkannya.
Kepada para orangtua, Kapolda mengimbau untuk terus mengingatkan kepada anaknya tentang bahaya radikalisme.
Dijelaskan Kapolda Jawa Tengah, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Rofik Asharudin membeli komponen yang dirakit menjadi bom menggunakan uang yang diminta dari orangtuanya.
"Beli komponen dari uang minta orangtua, belinya dicicil," kata dia.
Menurut dia, komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah rumah pelaku di Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo.
Bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai "low explosive" dengan bahan baku "black powder".
"Diledakkan secara manual," terangnya.
Baca: Curhatan Istri Para Personel Seventeen, Tahun Pertama Lebaran Tanpa Kehadiran Sosok Suami
Baca: Ternyata Begini Asal Mula dan Tradisi Makan Ketupat di Hari Raya Idul Fitri, Wajib Kamu Tahu
Baca: Hari Pertama Lebaran 2019 Keluarga Besar SBY Sliaturahmi ke Kediaman Megawati AHY Kenakan Baju Ini
Baca: Hadirnya Sosok Wanita Misterius di Makam Ani Yudhoyono, Ini Pengakuan Penggali Kubur & Annisa Pohan
Pelaku juga diketahui belajar sendiri cara membuat bahan peledak dan diaplikasikan sendiri di rumahnya.
Ia menambahkan Rofik merupakan pelaku tunggal yang tidak terkait dengan jaringan teroris mana pun.
Pelaku dibaiat sendiri akhir 2018 setelah intensif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui media sosial.