Mudik 2019

Bolehkah Tidak Menjalankan Ibadah Puasa di Sisa Ramadan Karena Aktifitas Mudik? Simak Penjelasannya

Pada Ramadhan 2019 ini, ada suatu tradisi di Indonesia yaitu mudik, yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia untuk pergi ke kampung halaman.

Editor:
Arus mudik lebaran 

TRIBUNJAMBI.COM - Pada Ramadhan ini, ada suatu tradisi di Indonesia yaitu mudik, yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia untuk pergi ke kampung halaman.

 

Tradisi mudik ini biasanya dilakukan H-7 lebaran, sehingga perjalanan mudik dilakukan saat dalam kondisi menjalankan ibadah puasa.

Lantas apakah harus tetap menjalankan ibadah  puasa di sisa hari terakhir Ramadan?

Rest Area Penarukan KM 275, Kabupaten Tegal saat musim mudik beberapa waktu lalu
Rest Area Penarukan KM 275, Kabupaten Tegal saat musim mudik beberapa waktu lalu (Dok)

Buya Yahya Al-Bahjah mengatakan, pergi jauh haruskah puasa atau tidak?

Adalah kemurahan dari Allah kalau kita ada dalam perjalanan untuk meng-qadhanya dengan catatan
1. Sebelum subuh sudah keluar dari kampung
2. Tujuannya 84 kilometer

"Mana yang lebih bagus, berpuasa atau tidak? Mana yang paling enak buat dia. Kalau merasa nyaman berpuasa, ya berpuasa.

Kecuali yang jatuh sakit, pingsan, maka memaksa puasa malah dosa," begitu kata Buya Yahya.
Selengkapnya simak kutipan ceramahnya di akun Instagram Buya Yahya berikut:

Dikutip dari Tribun Jateng, bagaimanakah waktu menjalankan puasa, terutama saat berbuka nanti, mengingat kami melakukan penerbangan dalam kondisi berpuasa. Apakah berpuasa dan berbuka mengikuti waktu setempat?

Menurut KH Fadlullah Turmudzi, Pengasuh Pondok Pesantren APIK Kaliwungu Kendal, pada dasarnya puasa boleh dibatalkan dan mengganti (qadha') pada hari lain di luar bulan Ramadhan jika ada suatu uzur seperti melakukan perjalanan jauh mencapai jarak diperbolehkannya meringkas (qashar) shalat.

Hal tersebut disebut dengan keringanan (rukhshah).

Jika berkehendak, orang tersebut boleh tak berpuasa. Akan tetapi bagi yang kuat untuk menjalankannya dalam perjalanan, lebih baik berpuasa. (I’anatu Tholibin juz 2 hal. 425, Darul Kutub Islamiyyah)

Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, perlu kami jelaskan bahwa puasa Ramadan adalah ibadah wajib yang berkaitan erat dengan waktu.

Hari apa kita memulai puasa, kapan berakhirnya, kapan mulai menahan diri dari sesuatu yang membatalkan dan kapan kita mulai boleh berbuka, semuanya berhubungan dengan waktu.

Waktu yang berkaitan erat dengan puasa sangat dipengaruhi oleh perbedaan tempat.

Sering kita dengar bahwa awal Ramadan di Indonesia berbeda dengan awal Ramadan di Arab Saudi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved