Tak Pernah Terekspose, Ternyata Tuna dan Lobster Indonesia Mulai Kuasai Dunia, Begini Kondisinya

Indonesia memiliki keunggulan, sehingga tidak diragukan lagi dari segi legalitas dan traceability komoditas hasil lautnya.

Editor: Duanto AS
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Nelayan melakukan bongkar muat ikan tuna hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (4/12/2018). Volume ekspor tuna Indonesia seperti dikutip dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS pada tahun 2017. 

Ternyata Tuna dan Lobster Indonesia Mulai Kuasai Dunia, Begini Kondisi yang Sedang Terjadi

TRIBUJAMBI.COM - Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis, mengatakan komoditas hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia.

Sebab, saat ini Norwegia telah mengimpor beberapa produk ikan laut seperti barramundi, tuna, red snapper, makarel dan komoditi hasil laut lainnya seperti kepiting, udang, cumi-cumi, lobster serta rumput laut.

Hal itu terungkap saat Todung Mulya Lubis berkujung ke perusahaan Importir Norwegia Sletten Norge AS (sektor seafood) dan Scanesia AS (produk makanan/minuman kemasan).

Seperti dikutip dari Antara, Todung mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi eksportir terbesar tuna di dunia.

Indonesia memiliki keunggulan, sehingga tidak diragukan lagi dari segi legalitas dan traceability komoditi hasil lautnya.

Baca Juga

 Ketegangan di Lift Hotel Waldorf AS, Paspampres Vs Agen Rahasia Israel, Pistol sudah Todong Perut

 Benny Kecantol Pramugari Garuda Indonesia, Perjalanan Cinta Kopassus yang Suka Hilang Mendadak

 Beberapa Perwira TNI Dikirim Termasuk Dandenjaka, 8 Tahun Kemudian Suhartono Jadi Komandan Marinir

 Syahrini Keturunan Prabu Siliwangi? Benarkah Fakta-fakta Ini, Mengapa Tak Pernah Dibocorkan

Dengan semakin gencarnya upaya pemberantasan IUU Fishing dan praktik penangkapan ikan (termasuk budidaya ikan) yang berkelanjutan, merupakan suatu keniscayaan komoditi hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia di masa mendatang.

Dia menyampaikan, Indonesia dan negara-negara EFTA termasuk Norwegia dalam proses ratifikasi perjanjian IE-CEPA diharapkan dapat mengurangi hambatan tarif dan memperlancar arus barang, sehingga dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Norwegia.

Untuk itu Todung mendukung perlunya promosi produk secara berkelanjutan di Norwegia, yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi branding produk dalam market-share di Norwegia.

Dia juga mendorong peningkatan laju investasi dari Norwegia ke Indonesia guna mendukung pembangunan kapasitas industri nasional yang berorientasi ekspor, sehingga berdaya saing tinggi dan dapat memenuhi permintaan pasar internasional.

Sementara itu, CEO SN-AS, Mani Sletten, menyampaikan informasi mengenai beberapa produk yang selama ini diimpor langsung dari Indonesia, yaitu berbagai jenis ikan laut (barramundi, tuna, red snapper, macarrel) dan komoditas hasil laut lainnya seperti kepiting (king crab), udang (emperor prawn/shrimp), cumi-cumi, lobster dan rumput laut.
Dikatakannya proses pembersihan, pemotongan, pengepakan dan pendinginan/pembekuan komiditi tersebut dilakukan di Indonesia, selanjutnya dikirim ke Norwegia dengan kapal laut dengan volume rata-rata impor sekitar 10-20 ton per minggu.

SN-AS mendistribusikan produk yang diimpornya kepada para penjual grosir di seluruh wilayah Norwegia dan Nordik, serta negara Eropa lainnya.

Nelayan melakukan bongkar muat ikan tuna hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (4/12/2018). Volume ekspor tuna Indonesia seperti dikutip dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS pada tahun 2017.
Nelayan melakukan bongkar muat ikan tuna hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (4/12/2018). Volume ekspor tuna Indonesia seperti dikutip dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS pada tahun 2017. ((KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG))

Menurut importir tersebut komoditi hasil laut Indonesia umumnya masuk dalam benchmark mereka dan tropical-fish yang masih memiliki peluang besar di pasar Eropa.

Namun demikian, eksportir diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produknya, yang diketahui asalnya dan mempertahankannya, sehingga dapat memenuhi sertifikasi yang ditetapkan di Eropa, khususnya di Norwegia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved