Kakek di Jambi Ini Membatik di Atas Labu, Gambar Ragam Hayati Danau Sipin
Membatik diatas kain tentu sudah biasa, lalu bagaimana jika membatik diatas labu. Hal Inilah yang dilakukan oleh Zainul Bahri.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Membatik diatas kain tentu sudah biasa, lalu bagaimana jika membatik di atas labu. Hal Inilah yang dilakukan oleh Zainul Bahri. Kakek berusia 53 tahun asal Danau Sipin ini juga merupakan seniman batik yang masih aktif hingga saat ini.
Membatik di atas labu kayu baru saja kembali ditekuni Zainul Bahri. Dulunya labu kayu ini hanya menjadi sampah tanpa dimanfaatkan. Kini, di tangannya labu kayu berubah menjadi hiasan bantik cantik yang bisa dijadikan hiasan atau dekorasi.
"Terinspirasinya dari alam saja, jadi kita buat batik diatas labu kayu," katanya.
Beberapa hasil membatiknya di atas labu kayu sudah selesai, dipajangnya sebagai hiasan. Ia mengatakan ini akan menjadi salah satu projectnya ke depan. Bahkan ia berharap ini menjadi icon bagi Danau Sipin.
Sebenarnya membatik di atas labu sudah pernah ia lakukan, sekarang ia hanya mereview kembali dengan memanfaatkan sesuatu yang selama ini terbuang menjadi barang bermanfaat.
Baca: Nasib Gedung KPU Tanjab Barat Setelah Puluhan Tahun Tak Dilirik Pemerintah
Baca: Besok Pemilu, KPU Bungo Musnahkan 6000 Surat Suara Disaksikan Wakil Bupati Bungo
Baca: Pemilu Serentak, 60 Keluarga Suku Duano di Tanjab Timur Ikut Pilih Presiden
Baca: Pemilu 2019, di TPS Ini Para Petinggi Partai di Jambi Akan Nyoblos
Untuk membuat 1 buah batik labu kayu yang sudah jadi dibutukan waktu 3 hari. Mulai dari melubangi labu , mengkerik kulit luar labu, mengkeringkannya dan diamplas. Semua dilakukan perlahan, namun proses bisa saja menjadi tambah lama karena proses pengeringan yang belum sempurna .
"Kalau dak panas yo dak kering, "ujarnya.
Dalam membatik labu kayu, Zainul Bahri memakai motif batik Danau Sipin. Dimana motif batiknya lebih banyak menggambarkan keanekaragaman hayati dan hewani di daerah tersebut. Misalnya motif ikan pari, ikan botia, dan lain lainnya.
Perwarnaan yang digunakan juga menggunakan warna alami, menggunakan warna dari serbuk bulian, akar mengkudu, kulit jengkol, jelawe dan masih banyak lagi pewarna alami yang digunakan.
Ia mengatakan batik labu kayu ini bisa menjadi oleh-oleh khas danau sipin jika diproduksi masal. Sebab batik model ini memiliki keunikan, ketika yang lain membatik diatas kain di Danau Sipin labu kayu dibatik menjadi pernak pernik cantik.
"Kami di Danau Sipin buat batik dengan nuansa Danau Sipin sebagai destinasi budaya dan pariwisata," ujarnya.
Labu kayu sendiri hingga kini masih banyak ditemukan di pinggiran DAS Batanghari. Sebagai solusi pembaharuan, labu kayu dapat menjadi pilihan bagi pembatik yang ingin berinovasi.
Selain membatik dengan media labu kayu, Zainul juga masih membatik dengan bahan kain pada umumnya. Ia ingin batik Danau Sipin dan motif motif khas batik Danau Sipin kembali dikenal dan dapat memperkaya motif batik di Jambi.
Baca: Hakim PN Jambi Marahi Terdakwa Gara-gara Matanya Merah, Sampai Minta Datangkan BNN, Begini Ceritanya
Baca: Saksi Batal Hadir Gara-gara Pemilu, Sidang Kasus Suami Bunuh Istri di Muarojambi Ditunda
Baca: Geger, Niat Pasang Perangkap Ikan Warga Kumpeh Malah Temukan Tengkorak di Semak-semak
Baca: Ada Promo Khusus dari Hypermart untuk yang Telah Nyoblos, Cukup Tunjukkan Jari Bertinta
Baca: BPJS Kesehatan Cabang Muara Bungo Bayarkan Rp 26 Miliar Klaim Fasilitas Kesehatan