HEBAT! Mahasiswa USU Ciptakan Kanvas Rem Dari Kemiri, Langsung Dilirik Negara Asing
Mahasiswa USU atau Universitas Sumatera Utara menemukan inovasi pembuatan kanvas rem dengan kemiri.
TRIBUNJAMBI.COM - Mahasiswa USU atau Universitas Sumatera Utara menemukan inovasi pembuatan kanvas rem dengan kemiri.
Sekelompok Mahasiswa USU tersebut berinovasi membuat kanvas rem organik dari cangkang kemiri.
Kini negara asing pun sudah mengincar produk tersebut, namun bagi mahasiswa USU penemu kanvas rem organik memilih menolaknya.
Produk inovasi dari mahasiswa USU yang tergabung dalam Tim Schneider yaitu Bio Discbrake sudah dilirik beberapa investor dari negara-negara asing
Salah seorang peneliti yang juga merupakan anggota dari Tim Schneider, Winelda Mahfud Zaidan Haris, mengatakan, sudah ada beberapa perusahaan asing yang menawarkan dan menolak karena yakin jika Indonesia menyuport pendanaan-pendanaan dari kegiatan yang dilakukan tersebut.
“Saat di Rusia, ada beberapa investor dari beberapa negara yang ingin menginvestasikan dananya dengan jumlah yang tidak sedikit,” ujarnya saat ditemui di Gedung Biro Rektor USU, Jumat (5/4/2019).
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi tersebut menjelaskan, beberapa pemerintah seperti Saudi Arabia dan Thailand memberikan penghargaan kepada tim.
Hal tersebut dilakukan karena kedua negara tersebut tertarik dengan produk inovasi dari Tim Schneider USU.
“Ada beberapa negara yang datang menawarkan untuk membeli lisensi dan hak paten akan produk tersebut. Namun kami percaya dan berharap ini akan menjadi produk yang bisa dipasarkan sendiri,” jelasnya.
Ia menerangkan, apalagi dari para pembina, pembimbing dan juga pihak rektorat USU menyarankan untuk tidak melakukan penjualan kepada pihak asing dan mencoba untuk memproduksi sendiri.
“Bio Discbrake merupakan produk kampas rem organik untuk roda dua yang terbuat dari cangkang atau kulit Kemiri. Kenapa menggunakan cangkang kemiri sebagai bahan utama karena tidak memberi efek negatif bagi si pemakai dan juga orang-orang yang berada di lingkungan si pemakai,” terangnya.
Ia mengungkapkan, karena jika dibandingkan dengan menggunakan asbestos, bahan untuk pembuatan kampas rem pada umumnya, si pemakai juga bisa mendapatkan efek negatif seperti bisa terkena kanker paru-paru.
“Kemudian, keunggulan menggunakan kulit Kemiri adalah dari ketahanan lamanya, bisa sampai dua kali lipat dari produk biasa. Oleh karena kami memilih cangkang Kemiri sebagai bahan utama dari Bio Discbrake ini,” ungkapnya.
Wahid Nurhayat yang juga bagian dari tim penelitian menyebutkan, produk tersebut untuk produksinya ketika manual akan lebih susah, namun dengan pendanaan yang besar akan lebih mudah dan tidak ada permasalahan yang besar.
“Tahap awal produksi yang akan dilakukan adalah sebanyak 2.000 batang untuk empat bulan dengan sumber dana dari Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kemenristek dengan harga mulai Rp 35ribu per batang,” sebut mahasiswa semester akhir Fakultas Kimia USU ini.