Presiden BEM Unja Bantah Kabar Dirinya Dipanggil Rektor Terkait Pamflet Demonstrasi
Presiden Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jambi, membantah adanya kabar bahwa pihak BEM dipanggil rektor.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Duanto AS
Presiden BEM Unja Bantah Kabar Dirinya Dipanggil Rektor Terkait Pamflet Demonstrasi
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Presiden Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jambi, membantah adanya kabar bahwa pihak BEM dipanggil rektor.
Hal itu berkaitan pamflet aksi seruan berisikan seruan aksi mahasiswa yang akan dilakukan pada Jumat (5/4) pukul 08.00 WIB di depan gerbang Unja Mendalo.
Presiden BEM Unja, Ardy Irawan, mengatakan kepada Tribunjambi.com, Jumat (5/4) bahwa tidak ada pemanggilan oleh rektor kepada dirinya.
Menurutnya, aksi tersebut bukanlah kegiatan BEM.
"Kalau dipanggil rektor, kami BEM belum ada dipanggil rektor. Karena memang di sana bukan BEM yang melakukan aksi," tegasnya.
Ia mengaku sekira seminggu yang lalu pihaknya memang melakukan pertemuan dengan pihak kampus. Pertemuan tersebut membahas mengenai keluhan mahasiswa.
"Tapi kalau seminggu yang lalu iya ada bertemu dengan pihak birokasi kampus, kami audiensi kan beberapa masalah yang di keluhkan mahasiswa kepada pihak terkait. Tapi proses audensi belum selesai malah ada muncul pamflet yang seprti beredar kemarin," sambungnya
Sebelumnya diberitakan bahwa bahwa ada tiga tuntutan yag di tunjukan kepada pihak kampus di dalam pamflet yang tersebar di media sosial tersebut.
Baca Juga
Kisah Cinta Unik Nenek Maia Estianty dan Soekarno, Berawal saat Jumpa di Indekos
Polisi Periksa Lima Pria Gemulai, Terkait Kasus Mutilasi Guru Honorer di Blitar
Cinta Segitiga Shaheer Sheikh, Ayu Ting Ting & Ivan Gunawan, Mana yang Bakal Dampingi Sang Pedangdut
Mayat Dalam Koper Tanpa Kepala, Penyebab Guru Kediri Dimutilasi Terungkap, Bukan Guru Honorer Biasa
"1. Mendesak rektor unja memberhentikan pengelola parkir karena sudah tidak sesuai standar operasional prosedur sehingga sangat merugikan
2. Tolak korupsi kolusi nepotisme di unja
3. Mendesak rektor menurunkan biaya juelt yang terlalu mahal dan tidak sesuai kualitas, serta tidak ada batasan pembayaran"
Saat ditanya lebih lanjut apakah pembahasan yang di sampaikan dalam pertemuan tersebut terkait dengan tiga tuntutan yang ada dalam isi pamflet. Ardy mengatakan bahwa memang ada, namun tidak semuanya.
"Ada yang berkaitan dengan isu yaitu point 1 dan 3. Sebab itu yang di sampaikan mahasiswa ke BEM,"terangnya