Tugas Paspampres Pernah Amankan Lemparan Granat, Beli Nasi, Sampai Ketahuan Soeharto Lakukan Ini

Berasal dari ketiga matra TNI, AD,AL, AU, bisa dipastikan anggota Paspampres ialah orang-orang yang amat terlatih.

Editor: Nani Rachmaini
Kaskus
Ilustrasi Paspampres 

Tugas Paspampres Pernah Amankan Lemparan Granat, Beli Nasi, Sampai Ketahuan Soeharto Lakukan Ini

TRIBUNJAMBI.COM-Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ialah pasukan pengamanan untuk keselamatan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia beserta keluarganya.

Mereka akan tetap berada di sekitaran RI 1 dan RI 2 1x24 jam dimanapun, kapanpun.

Berasal dari ketiga matra TNI, AD,AL, AU, bisa dipastikan anggota Paspampres ialah orang-orang yang amat terlatih.

Mereka harus bersiap menjadi tameng hidup bagi Presiden dan wakilnya, bahkan rela mati asalkan pemimpin negara selamat.

Mengutip Visual Interaktif Kompas (VIK) Rabu (20/3/2019) meski begitu banyak tugas Paspampres yang jarang diketahui orang.

Bahkan mereka harus menyesuaikan diri dengan gaya kepimpinan presiden pertama Indonesia Soekarno sampai Jokowi.

1. Soekarno dilempar granat

Soekarno ketika berpidato.
Tribunnews
Soekarno ketika berpidato.

Terhitung Paspampres berjasa dalam menyelamatkan nyawa presiden Soekarno.

Terhitung tujuh kali Bung Karno mengalami upaya pembunuhan.

Baca: Komplotan Maling Apes Gasak Rumah Pasukan Elite TNI AL, Kopaska, Penghuni Sadar, Satu Nyawa Melayang

Baca: Sinopsis Cinta Suci Malam Ini 20 Maret 2019 dan Live Streaming SCTV - Marcel Diinterogasi Polisi

Baca: Meski Terkendala Cuaca, Pembukaan Jalan Pematang Gelanggang Oleh Satgas TMMD Ditargetkan Tepat Waktu

Ketujuh upaya pembunuhan itu antara lain ketika Bung Karno dua kali mengalami dilempar granat, masing-masing di Sekolah Perguruan Cikini tahun 1957 dan Makassar tahun 1962.

Lalu ada berondongan peluru ke Istana Merdeka dari pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar tahun 1960.

Ada pula momen mengerikan pencegatan di Jembatan Rajamandala tahun 1960.

Lantas insiden penembakan saat shalat Idul Adha pada tahun 1962, penembakan mortir oleh kelompok Kahar Muzakar pada tahun 1960-an, dan granat Cimanggis tahun 1964.

2. Lampu lalu lintas hijau untuk Soeharto

Presiden kedua Indonesia, Soeharto
Kompas
Presiden kedua Indonesia, Soeharto
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved