Pilpres 2019
Tanggapi Hasil Survei SMRC, Cawapres Sandiaga Uno Sebut Survei Internal Prabowo - Sandi Positif
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak ambil pusing dengan hasil survei SMRC yang menyebut elektabilitas Prabowo - Sandi tertinggal 21,8 persen dari
TRIBUNJAMBI.COM-Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak ambil pusing dengan hasil survei SMRC yang menyebut elektabilitas Prabowo - Sandi tertinggal 21,8 persen dari pasangan Jokowi - Maruf Amin.
Sandiaga Uno menganggap survei eksternal hanya sebagai tambahan informasi saja.
"Ya kami melihat bahwa survei survei eksternal yang kami terima, menjadi tambahan informasi bagi kita," ujar Sandiaga Uno di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin, (11/3/2019).
Baca: Cerita Pengalaman Satgas TMMD ke-104 Mengolah Kopi Arabika Terkenal Dari Sungaipenuh
Baca: 9 Nama Panelis Panelis Untuk Debat Ketiga Pilpres 2019, 5 Diantaranya Rektor Universitas Ternama
Baca: UPDATE SKOR! Live Streaming Garuda Select vs Blackburn Rovers U-18 di Inggris Saat Ini Tanding
Karena menurut Sandi, dalam menyusun strategi pemenangan pihaknya merujuk pada survei internal. Berdasarkan survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi selalu menunjukkan peningkatan.
"Survei internal kita menunjukkan tren yang sangat sehat, cukup positif," katanya.
Meskipun demikian Sandiaga Uno mengakui elektabilitasnya masih tertinggal dari calon petahana.
Oleh karena itu, pihaknya terus mengintensifkan kampanye dan berusaha semaksimal mungkin dalam mengikuti debat antar Capres-cawapres.

"Kita masih tertinggal kita harus pastikan bahwa di 36 hari ke depan termasuk sesi debat ini, hal hal dan kebijakan yang kami sampaikan ke publik, bisa diterima masyarakat dan bisa mengkonversi yang sebagian masih undicided bisa menjatuhkan pilihan kepada prabowo Sandi dan sebagian yang mungkin sudah memilih pilihan lain tapi tidak yakin bisa mempertimbangkan ulang bisa memilih Prabowo-Sandi," pungkasnya
Kordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai hasil survei elektabilitas pasangan calon di Pemilu 2019 yang dilakukan oleh sejumlah lembaga saat ini tidak jauh berbeda dengan survei Pilkada DKI 2017 lalu.
Banyak hasil survei yang melenceng dari hasil sebenarnya. Pernyataan Dahnil tersebut merespon hasil riset lembaga survei SMRC yang menyebut elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf terpaut 22,8 persen.
"Lembaga Survei tertentu sedang melakukan "tugasnya" sama seperti ketika kasus Pilkada DKI, ramai-ramai bilang Ahok menang, Anies akan gugur diputaran pertama," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin, (11/3/2019).
Menurut Dahnil bila lembaga survei merilis hasil risetnya tidak sesuai engan kondisi di lapangan dengan tujuan untuk menggiring opini masyarakat, maka cara tersebut tidak efektif lagi. Karena masyarakat kini sudah tidak percaya lagi hasil hasil hasil survei yang bertujuan untuk menggiring opini masyarakat.
'Publik kita literasi demokrasinya sudah sangat tinggi, termasuk literasi terkait dengan trik dan intrik lembaga survei dengan 'tugas-tugasnya'" katanya.
Hasil survei SMRC tersebut menurut Dahnil berbeda jauh dengan hasil survei yang dilakukan oleh internal BPN Prabowo-Sandi. Berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Ma'ruf.
"Hasil survei kita, justru saat ini sudah crossing, Prabowo Sandi sudah diangka 54 persenan sedang Jokowi 40-an. Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo Sandi itu bisa menang di atas angka 60 persen," pungkasnya.