Meski Curah Hujan Tinggi, Potensi Karhutla di Tanjab Timur Masih Bisa Terjadi, BPBD Tetap Waspada
Curah hujan masih terbilang tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), dan BPBD menyebut jika potensi Karhutlah masih bisa terjadi
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Abdullah Usman
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), masih menjadi momok. Meski sebagian besar kawasan Tanjab Timur merupakan perairan, namun tidak sedikit hutan yang dan lahan yang berpotensi terbakar dimusim kemarau.
Curah hujan masih terbilang tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), dan BPBD menyebut jika potensi Karhutlah di Tanjab Timur masih bisa terjadi.
Baca: Kunjungi Batanghari, Ini yang Disampaikan Danrem tentang Program Pencegahan Karhutla di Jambi
Baca: Masuki Musim Kemarau, Kodim 0419/Tanjab tak Ingin Kecolongan. Babinsa Sosialisasi Karhutla di Desa
Baca: Perwira Kopassus Berdoa, Minum Air Aneh Suguhan Warga Sambil Tahan Napas karena Rasa Hormat
Ditambah kondisi hutan di Kabupaten Tanjab Timur, merupakan kawasan gambut. Dimana kondisi hutan jenis gambut akan semakin sulit untuk dipadamkan jika terjadi karhutla.
Kepala Pelaksana BPBD Tanjab Timur Jakfar, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com mengatakan, meski saat ini curah hujan masih tinggi, pihaknya bersama tim terkait, tetap waspada dan monitoring potensi- potensi kemungkinan terjadinya Karhutla.
Baca: Remaja Mesum Masal di Bekas Kantor Dinas, Begini Nasib Mereka Setelah Tertangkap Petugas
Baca: Jadwal MotoGP 2019 - 8 sampai 10 Maret 2019 di Sirkuit Losail hingga Panjang & Tikungan MotoGP Qatar
Baca: 3 Kepala Daerah di Jambi, Hari Ini Sampaikan Laporan Kekayaannya, Ini Kata Jubir KPK
"Potensi kebakaran yang masih kerap terjadi di Tanjab Timur dikarena pembakaran tumpukan kayu hasil pembukaan lahan. Bukan dengan sengaja membakar lahan," sebut Jakfar, kepada Tribunjambi.com, Senin (4/3/2019).
Hal tersebut diketahui, berdasarkan data kebakaran tiap tahunnya yang didominasi karena pembakaran tumpukan sampah di lokasi lahan. Dan, bukan murni karena membakar lahan. (*)