5 Prajurit TNI Mati-matian Pertahankan Koramil yang Digempur Separatis, Saat Genting Kopassus Tiba
Pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.
5 Prajurit TNI Habis-habisan Pertahankan Koramil dari Gempuran Puluhan Anggota Separatis, Kopassus Datang
TRIBUNJAMBI.COM - Sebelum Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya jadi sorotan, TNI sudah banyak mendapat gempuran dari kelompok separatis lain di Papua
Gempuran KBB terhadap TNI sudah ada semenjak pasca kemerdekaan Indonesia
Dikutip dari buku 'Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', pemberontakan KKB terbesar di Irian Barat saat itu terjadi di akhir tahun 1966
Pemberontakan terbesar itu dipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang berlokasi di Kepala Burung Irian Barat.
Diklaim sebagai pemberontakan terbesar lantaran Mandatjan berhasil mengajak 14 ribu warga suku Arfak yang menjadi pengikutnya untuk masuk hutan.
Dari hutan Mandatjan bersama pengikutnya melakukan serangkaian kegiatan penghadangan, penyerangan dan pengacauan keamanan lainnya di kecamatan Warmare dan Ransiki.

Namun perlu diketahui jika Lodewijk Mandatjan bukanlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.
Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.
Usaha-usaha Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.
Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.
Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.

Meski begitu keenam anggota TNI itu tetap melawan dengan gigih.
Kontak tembak sengit terjadi, selama seminggu kelompok separatis mengepung Koramil.