Minta Tim Hore Dikurangi atau Ditiadakan, Evaluasi Debat Kedua Capres

Bawaslu RI bersama dengan KPU RI melakukan evaluasi pasca Debat Kedua Capres. Salah satu yang dievaluasi yakni terkait jumlah pendukung

Editor: Awang Azhari
Kolase Tribun Bogorr/twitter/Kompas.com
Ferdinand Hutahaen protes ke KPU (kiri), Jokowi dan Prabowo berjabat tangan usai debat 

JAKARTA, TRIBUN - Bawaslu RI bersama dengan KPU RI melakukan evaluasi pasca Debat Kedua Capres. Salah satu yang dievaluasi yakni terkait jumlah pendukung masing-masing paslon.

Anggota Bawaslu, Mochamad Afifuddin merekomendasikan kepada KPU dalam debat selanjutnya, pendukung masing-masing paslon dikurangi jumlahnya.

"Kami rekomendasikan masing-masing paslon hanya membawa 50 pendukung atau suporter," kata Afifuddin di KPU, Jakarta Pusat, Rabu (20/2).

Tak hanya juga pendukung, Bawaslu juga menilai bahwa Alat Peraga Kampanye yang dibawa oleh salah satu paslon untuk tidak dikenakan.

"Seperti kemarin yang dibawa oleh paslon 01 dan saat jeda kemudian itu disepakati untuk tidak dipakai. Jadi komitmennya harus sama-sama dibangun dari kedua belah pihak," kata Afifuddin.

Seperti diketahui, dalam Debat Kedua Capres di Hotel Sultan, Minggu (17/2) malam, ada insiden keributan di dalam ruangan debat yang melibatkan KPU dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Keributan tersebut tersebar dalam video di sejumlah platform media sosial, di mana tampak dari video tersebut, sejumlah Anggota BPN tampak melakukan protes kepada KPU.

Insiden terjadi usai Jokowi mengungkap kepemilikan ratusan ribu hektar lahan milik Prabowo di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah. BPN Prabowo-Sandi menuding Jokowi melakukan 'serangan pribadi' terhadap Prabowo karena mengungkap soal kepemilikan lahan. Padahal, menurut aturan debat, peserta tidak diperbolehkan menyerang pribadi lawan.

Sementara KPU RI juga mengevaluasi kehadiran "tim hore" dalam ruang debat. Mereka berkaca dari pelaksanaan debat kedua kemarin, dimana para relawan yang diundang oleh kedua kubu mengeluarkan yel-yel yang terlalu riuh.

"Jumlah pendukung diusulkan nanti dikurangi, nanti jumlahnya ya kurang lebih 50-an saja dari masing-masing pasangan calon," kata Ketua KPU RI Arief Budiman, usai rapat evaluasi di KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/2).

Arief mempersilakan perwakilan kedua kubu membawa usulan ini untuk dibahas oleh paslonnya masing-masing. "Ini nanti akan ditetapkan semua usulan ini pada rapat berikutnya. Jadi ini nanti di share dan silakan dibahas di masing-masing paslon," ujar dia.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Priyo Budi Santoso yang turut hadir dalam rapat evaluasi hari ini menyampaikan dengan berat hati agar tim hore dalam debat ketiga lebih baik dihilangkan sama sekali.

"Dengan berat hati kami menyampaikan usulan untuk di debat berikutnya tim hore yang terlalu riuh, hiruk pikuk yang memekakkan telinga dan mengganggu capres-capres kita itu lebih baik dihilangkan," kata Priyo menanggapi.

Sedangkan Kepala Sekretariat Posko Cemara Garda Maharsi yang mewakili Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menghormati apa usulan soal pengurangan tim hore.

TKN menyebut berapapun jumlah undangan yang akan diputuskan nanti, mereka pasti melaksanakannya dengan prinsip debat bisa mencapai substansi utama, yaitu penyampaian visi-misi kepada para calon pemilih.

"Prinsipnya kami menghormati. Jika memang nanti menjadi sebuah keputusan bersama, kami pasti melaksanakan. Mau 50 orang, 100 orang mau 10 orang, prinsipnya debat mencapai substansi," pungkas dia. (kcm)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved