Kebal Peluru saat Jampi-jampi, Dukun PKI, Pendito Gunung Kendheng Mesti Takluk di Tangan Kopassus
Upaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membasmi paham komunis di Indonesia terus dilakukan hingga kini.
Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal, hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.
TRIBUNJAMBI.COM - Upaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membasmi paham komunis di Indonesia terus dilakukan hingga kini.
Berkaca pada sejarah kelam Indonesia akan kehadiran paham komunis di tanah air.
7 Nyawa perwira tinggi TNI harus jadi taruhannya.
Aksi perburuan dan membasmi paham komunis pernah sampai ke antek-antek dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga:
Perkiraan Susunan Pemain Timnas U-22 Indonesia yang akan Main Senin di Piala AFF U-22 Kamboja
Catat! Jadwal Lengkap Pertandingan Timnas U-22 Indonesia Berlaga di Piala AFF U-22 di Kamboja
AHY Ungkap Kesetiaan SBY yang Selalu di Sisi Ani Yudhoyono yang Mengidap Penyakit Kanker Darah
Zaskia Gotik Asik Goyang Didepan Jokowi Sambil Dipanggil Abang, Reaksi Iriana Jokowi Jadi Sorotan!
Di tengah operasi penumpasan PKI besar-besaran, Kopassus sempat menghadapi simpatisan PKI yang dikenal kebal senjata, namun itu tak menghalangi Kopassus untuk menggunakan cara kekerasan.
Kisah ini dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto
Berkobarnya tragedi G30S/PKI yang menculik para jenderal pada 30 September 1965, memang berbuntut panjang.
Satu di antaranya adalah perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.
Perburuan, dan penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang diduga sebagai basis PKI.
Saat itu pada 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi.
Tepatnya, di Desa Ninggil. Nama asli Mbah Suro adalah Mulyono Surodihadjo.
Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.
Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.
Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal, hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.
