Ahok Gabung PDIP, Tapi Ditolak Gabung Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma'ruf

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Jusuf Kalla mengatakan tak memungkiri ada efek yang ditimbulkan, yang berkaitan dengan

Editor: andika arnoldy
Tribun Bali/Rizal Fanany
Mantan Gubernur DKI Jakarta,Basuki Tjahja Purnama (BTP) sambangi Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) provinsi Bali di jalan Banteng Baru, Denpasar, Jumat (8/2/2018). BTP bersilaturahmi dengan pengurus dan anggota PDI-P disela menikmati liburan di bali. 

TRIBUNJAMBI.COM- Ahok alias Basuki Tjahja Purnama (BTP resmi menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ini dibuktikannya ketika mengunjungi DPD PDIP Bali.

Ahok saat itu mengenakan jaket merah dan langsung mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.

Setelah itu banyak yang menyangka mantan Gubernur DKI ini akan masuk dalam pengurus Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf.

Meski demikian dukungan tersebut ternyata banyak penolakan.

Penolakan itu disampaikan Jusuf Kalla

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Jusuf Kalla mengatakan tak memungkiri ada efek yang ditimbulkan, yang berkaitan dengan suara pada capres dan cawapres #01.

Dikutip dari Tribunnews, Jusuf Kalla menerangkan, hal itu masih berkaitan dengan kasus penodaan agama yang dilakukan Ahok biasa ia disapa, pada pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

Baca: Lowongan Kerja PT KAI Buka Rekrutmen Masinis untuk Lulusan SMA/SMK, Begini Syarat dan Cara Daftar

Baca: Kalimat Ranty Maria yang Menyentuh Hati, saat Ammar Zoni Sematkan Cincin ke Irish Bella

Baca: Uang Perjalanan Dinas Anggota DPRD Kota Jambi Puluhan Miliar, Segini yang Dikantongi per Hari

"Tentu ada yang nambah (suara), ada yang tergerus, bagi Ahoker tentu mungkin menambah (suara). Tapi bagi yang konsisten dengan apa yang terjadi kepada Ahok tentu tidak mau milih (Jokowi)," kata dia yang ditemui di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

"Tentu ada yang nambah (suara), ada yang tergerus, bagi Ahoker tentu mungkin menambah (suara). Tapi bagi yang konsisten dengan apa yang terjadi kepada Ahok tentu tidak mau milih (Jokowi)," kata dia yang ditemui di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

Politisi senior Partai Golkar ini pun menyarankan agar Ahok tak terburu-buru bermanuver ke dunia politik.

Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Dok Sekretariat Wakil Presiden)

JK menyebut, ada baiknya mantan Bupati Bangka Belitung ini agar menikmati suasana usai bebas dari penjara.

Lebih lanjut, ia mengatakan, rekam jejak Ahok yang kerap berpindah-pindah partai politik seharusnya bisa menjadi pertimbangan matang sebelum memutuskan masuk partai politik.

"Ya lebih baik situasi seperti inilah, tenang-tenanglah pak Ahok, jadi ya jalan-jalan dulu atau apa? Karena Ahok kan sudah 4 kali pindah partai juga," tutur JK.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto mengungkapkan beberapa waktu lalu, mantan Bupati Bangka Belitung belum menjadi kader PDIP.
Ahok BTP masih terhitung sebagai anggota biasa.

Baca: VIDEO: Warga Heboh Tulisan pada Hati Ayam, Ada Huruf dan Angka, Begini Penjelasan Pdt. Victor Boru

Baca: Tulisan Pada Hati Ayam 2020 dan 10D2001 Bikin Pendeta Kaget, akan Santap Perjamuan Bersama

Baca: Jadwal Liga Champion Malam Ini, Ajax Vs Real Madrid Siaran Langsung RCTI Dini Hari Nanti

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved