Burung Langka Muncul di Taman Nasional Kerinci Seblat Setelah 90 Tahun, Difoto untuk Pertama Kali
Burung langka yang muncul di Taman Nasional Kerinci Seblat ini pemalu. Panjang tubuhnya sekira 60 sentimeter dan lebih suka hidup di kulit hutan.
Burung langka yang muncul di Taman Nasional Kerinci Seblat ini pemalu. Panjang tubuhnya sekira 60 sentimeter dan lebih suka hidup di kulit hutan.
TRIBUNJAMBI.COM - Burung ini pernah dianggap punah, namun setelah 90 tahun kemunculannya pada 1916, burung ini muncul pada November 1997.
Seekor Burung Tokhtor Sumatera (carpoccocyx viridis) berhasil difoto untuk pertama kalinya.
Beberapa sumber menyebutkan hingga kini burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia.
Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa "Critically Endangered" alias kritis. Burung ini berstatus konservasi dengan keterancaman paling tinggi karena populasinya diduga tidak mencapai 300 ekor.
Burung ini sejak 90 tahun sudah sulit ditemukan dan bahkan dinyatakan punah. Namun tiba-tiba ada yang melihat kembali burung itu.
Kabar gembira datang dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Burung yang sudah sekian lama dinyatakan punah itu tiba-tiba muncul di taman nasional tersebut.
Aktivis Lembaga Flora dan Fauna Internasional, Yoan Dinata, mengabarkan ditemukannya burung endemik Sumatera tersebut. Ia menyebutkan, burung langka tersebut kembali terlihat pada 2007.
Baca Juga:
Jennie BLACKPINK Dilamar Fanboy saat Konser, Beri Respon Tak Terduga yang Menggemaskan
Raja Copet Jakarta Punya Jimat di Kelamin, Setelah Beraksi 25 Tahun Tertangkap karena Hal Sepele
Jusuf Kalla Sebut Jokowi dan Soeharto dan Bandingkan Dua Era Pemerintahan, Ini Bedanya
Hasil Sidang Perdana Ujaran Kebencian Ahmad Dhani di PN Surabaya, Kenakan Kaos Tahanan Politik
"Ya, memang benar seekor burung Tohtor Sumatera sudah berhasil ditemukan. Padahal, sejak tahun 1916, burung tersebut tidak pernah lagi terlihat oleh warga, sehingga sudah banyak yang tidak mengenalinya," ujar Yoan Dinata, kepada Tribun, Selasa (8/2/2011).
Menurutnya, penemuan burung tersebut secara tidak sengaja, saat peneliti gabungan dari Indonesia dan Inggris, sedang meneliti pola perilaku Harimau Sumatera, dengan menggunakan kamera berteknologi tinggi infrared, yang bisa memotret satwa secara otomatis.
Burung langka tersebut ditemukan dalam kawasan TNKS, tepatnya di antara perbatasan Kerinci-Bungo, dekat dengan kawasan Danau Gunung Tujuh.
"Burung tersebut secara tidak sengaja terpotret kamera," katanya.
Penemuan burung yang sangat langka tersebut lanjutnya, merupakan kabar yang sengat mengembirakan bagi pecinta burung di Indonesia.

Apalagi burung tersebut sudah sempat dinyatakan punah, karena tidak ada lagi yang pernah melihatnya.