Propaganda Rusia, TKN Jokowi-Ma'ruf Sebut Tak Bilang Negara Rusia, Tapi.

Tudingan Pasangan calon presiden nomor urut satu Jokowi-Ma'ruf mengatakan adanya propadaganda dari Rusia bukan dari negara Rusia.

Editor: andika arnoldy
tribunnews.com
TKN Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Kading Berikan Penjelasan 

TRIBUNJAMBI.COM - Pasca klarifikasi Duta Besar Rusia untuk Indonesia di Twitter soal Propaganda Rusia, tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf turut angkat bicara.

Mereka tak bermaksud mengatakan konsultan dari Rusia adalah bagian dari negara Rusia.

Tudingan Pasangan calon presiden nomor urut satu Jokowi-Ma'ruf mengatakan adanya propadaganda dari Rusia bukan dari negara Rusia.

Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menerangkan pernyataan Jokowi tidak bermaksud Rusia sebagai negara. Melainkan soal konsultan asal Rusia yang berupaya menebar ketakutan, pesimisme, dan memproduksi hoaks di tengah masyarakat jelang pemilihan presiden 2019.

"Yang dimaksud itu bukan Rusia sebagai negara, pemerintah, bangsa. Tetapi dugaan dibantu oleh konsultan dari Rusia," ujar Karding saat dikonfirmasi wartawan, Senin (4/2/2019).

Duta Besar Russia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva
Duta Besar Russia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva (https://twitter.com/RusEmbJakarta)

Karding berujar, strategi konsultan asal Rusia itu, bisa berdampak pada psikologis masyarakat terutama dalam memilih calon presiden. Pengaruh yang pertama, ucap Karding, masyarakat terbiasa dengan narasi bohong dan sandiwara politik.

"Yang orang Indonesia ini, saya kira adalah orang-orang yang memiliki karakter keadaban sopan-santun dan kejujuran tinggi. Jadi kultur ini jangan dirusak," imbuh Karding.

Baca: Soal Propaganda Rusia, Duta Besar Rusia Beri Klarfikasi di Twitter : Kami Tak Ikut Campur

Baca: Prediksi, Jadwal dan Susunan Pemain West Ham United vs Livepool: Pellegrini Bertekad Bantu City

Baca: Sejumlah Nelayan di Provinsi Jambi, Tahun Ini Dapat Bantuan Alat Tangkap

Karding menyinggung ada salab satu calon pemimpin yang menggunakan konsultan asing. Yang selama ini membangun narasi bahwa Jokowi merupakan antek asing. Padahal, menurut Karding, Jokowi tengah membangun kedaulatan dan kemandirian Indonesia di tengah bangsa-bangaa lain.

"Kita lihat saja bagaimana Mahakam, Freeport, Rokan, dan beberapa blok lain bisa kita kuasai. Bagaimana kapal-kapal asing yang beredar di perairan nusantara bisa kita minimalisir. Bagaimana sikap politik kita terhadap Palestina, terhadap Rohingya, itu sangat tegas penjajahan harus dihapuskan," tutur Karding.

Baca: Rekrut 954 Pengawas TPS, Bawaslu Kerinci Buka Pendaftaran, Ini Waktu dan Syarat-syaratnya

Baca: Prediksi, Susunan Pemain, dan Statistik West Ham United vs Livepool 2019: Jaga Asa Juara

Baca: Bupati Batanghari Lantik 8 Kades Terpilih di Rumah Dinas, 5 Diantaranya Hasil Pemilihan Langsung

Menurut Karding, hal itu berbanding terbalik dengan narasi yang tengah dibangun oleh konsultan asal Rusia yang mendampingi calon pemimpin tertentu. Strategi yang digunakan dapat memberi dampak untuk ke depan. Apa yang disampaikan Jokowi soal 'Propaganda Rusia' diyakini harus dilakukan.

"Karena kalau tidak berbahaya apa yang kebohongan, kenyinyiran, terus menerus dibangun bisa dipersepsi kebenaran politik yang berbahaya. Oleh karena itu harus kita lawan gerakan-gerakan membangun pesimisme, membangun ketakutan, gerakan-gerakan menebar hoaks dalam politik ini harus kita hadapi,"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved