Soekarno Masuk Daftar Pimpinan Negara yang Harus Dibunuh Amerika Serikat, CIA Disebut Jadi Dalangnya
Tidak pernah terbayangkan, negara yang kala itu baru merdeka membuat perhatian intelijen Amerika turun ke Indonesia
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia pernah jadi perhatian negara adidaya, Amerika Serikat.
Kala itu, Presiden Soekarno masih menjadi pemimpin tertinggi Indonesia.
Tidak pernah terbayangkan, negara yang kala itu baru merdeka membuat perhatian intelijen Amerika turun ke Indonesia demi memata-matai Soekarno.
Ya, Indonesia harus bangga memiliki Soekarno, pasalnya, negara sekelas Amerika Serikat bisa mewaspadai Indonesia yang dipimpin sang Proklamator saat itu.
Baca Juga:
Terungkap! Ini Rahasia Dibalik Peci Miring Soekarno yang Tak Banyak Diketahui Publik Hingga Kini
Paspampres Selalu Angkat Tangan Saat Soekarno Marah Besar, Sosok Polisi Ini yang Mampu Menghadapi
Bukannya Takut Malah Lakukan Hal Nekat Ini, Saat Soekarno Ditodong Meriam Dibentak Tentara
Saat Soekarno Marah Besar, Hanya Polisi Ini yang Mampu Menghadapinya, Selalu Diandalkan Paspampres
Ditangan Soekarno, Amerika meresa Indonesia menjadi sebuah ancaman.
Terlebih sosok Soekarno sendiri, bagi negeri Paman Sam itu.
Terlebih di Era 1960-an mata dunia tertuju pada negara-negara Asia Tenggara di mana terjadi konflik antar Vietnam vs Amerika, Belanda vs Indonesia dan tentunya benih-benih konfrontasi Indonesia-Malaysia yang dibekingi Inggris.
Bagi Amerika Serikat, membendung pengaruh Komunis di Asia Tenggara adalah mutlak.
Maka mereka bakal menyasar siapa saja yang menjadi simpatisan Komunis, kecil, besar, kuat, lemah pasti bakal dihabisi oleh negeri Paman Sam itu.
Pada tahun 2017 lalu, The Sydney Morning Herald kedapatan membuka file rahasia Central Intelligence Agency (CIA) yang didalamnya memuat daftar para pemimpin dunia yang harus segera disingkirkan demi tercapainya kepentingan nasional AS selama masa Perang Dingin.
Dalam daftar terdapat nama pemimpin Kuba Fidel Castro, pemimpin Kongo Patrice Lumumba, pemimpin Korea Utara Kim il-Sung dan presiden Indonesia Soekarno.

Yang lebih tragis, CIA juga menyebut pembunuhan presiden AS John F Kennedy lantaran terlalu pro dengan Soekarno.
Richard Bissel, Wakil direktur rencana CIA saat itu berkata telah ada diskusi di CIA tentang kemungkinan untuk menyingkirkan Soekarno dari muka bumi.
Bissel juga mengungkapkan sudah ada 'aset' yang bisa mereka gunakan untuk menghabisi Soekarno walaupun ia sedang berada di Indonesia.
Namun demikian Bissel menyatakan CIA tak ada hubungannya dengan kematian Soekarno pada 21 Juni 1970 di saat beliau menjadi tahanan rumah.