Belatung dan Program Militer "Maggot", Digunakan Tentara Amerika di Medan Perang
"Project Maggot" yang menggunakan belatung ini, ditargetkan dapat menyembuhkan 250 luka per harinya.
Belatung dan Program Militer "Maggot", Digunakan Tentara Amerika di Medan Perang
TRIBUNJAMBI.COM - Para ilmuwan di Inggris mengumumkan bahwa mereka akan mengirim 'pasukan' belatung untuk mengobati luka para tentara yang bertugas di negara-negara konflik seperti Suriah, Yaman, dan Sudan Selatan.
Menurut para peneliti, hewan pemakan daging ini dapat melakukan desifenksi pada luka terbuka.
Ia mampu melahap jaringan manusia dan meninggalkan air liur antibakteri.
Belatung pun diharapkan dapat menyelamatkan nyawa dan anggota tubuh tentara.
Praktik mengobati luka dengan belatung ini ternyata sudah dilakukan oleh manusia purba.
Baca: Fenomena Mati Suri Benarkah Ada? Pria Ini Kisahkan Saat Mati Suri Ia Melihat Dunia Akhirat
Baca: Berani Datangi Nikahan Mantan, Pria Ini Dapat Perlakuan Khusus Mempelai dan Orangtua Pengantin
Baca: Banyak Netizen Tak Percaya Pria Ini Naik Haji dengan Jalan Kaki, Faktanya Terjadi Hal Luar Biasa
Suku asli Australia kerap menggunakan metode ini.
Begitu pula para pejuang di Perang Dunia I.
Hingga saat ini, 'terapi belatung' masih digunakan di beberapa rumah sakit AS untuk membersihkan luka dan memotong jaringan mati.
Menurut para ahli, cara ini lebih cepat dibanding teknik yang dilakukan dokter bedah.
"Project Maggot" yang menggunakan belatung ini, ditargetkan dapat menyembuhkan 250 luka per harinya.
Proyek akan dimulai dengan membuat peternakan belatung di beberapa rumah sakit terkait.
Baca: Bayi 8 Bulan Diminumkan Vodka oleh Ibunya, yang Terjadi Kemudian Sudah Dapat Diduga
Di mana mereka akan menginkubasi telur ke larva dalam lingkungan yang steril.
Meski belatung tidak dapat digunakan dua kali (untuk menghindari risiko penyebaran infeksi), tapi mereka hanya membutuhkan beberapa hari untuk berkembang biak.
Pada 2021, para ilmuwan memiliki rencana yang lebih besar.