Daripada Mainan HP saat Liburan, Ajari Anak-anak Bikin Kerajinan Tangan Botol Plastik Bekas

Kegiatan pembuatan kerajinan tangan yang diselenggarakan mahasiswa Kukerta ini untuk melatih soft skill anak-anak.

Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Wahyu Herliyanto
Anak-anak Desa Batu Kucing Ilir, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, mengisi waktu luang setelah ujian akhir semester dengan membuat kerajinan tangan dari botol plastik bekas. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Anak-anak Desa Batu Kucing Ilir, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, mengisi waktu luang setelah ujian akhir semester dengan membuat kerajinan tangan dari botol plastik bekas.

Kegiatan itu diselenggarakan Mahasiswa Kukerta STIT Darul 'Ulum Sarolangun Posko 01 Desa Batu Kucinng.

Kegiatan pembuatan kerajinan tangan yang diselenggarakan mahasiswa Kukerta ini untuk melatih soft skill anak-anak.

Rayan Arpandi, Wakil Ketua Posko 01, mengatakan kegiatan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas anak-anak. Sebelumnya, di Batu Kucing Ilir, anak-anak belum dapat memanfaatkan botol bekas.

"Kegiatan ini dilatarbelakangi karena kurangnya kegiatan anak-anak usai ujian akhir sekolah. Daripada mereka sibuk main HP dan berlibur sana-sini menghabiskan uang, sehingga kami mengajak mereka mengolah botol bekas. Salah satunya membuat mobil-mobilan, semoga kegiatan ini bisa mengisi waktu luang dan selain itu juga untuk mengasah soft skill serta kreativitas anak-anak," ujarnya.

Dari limbah itu terlihat botol oli bekas diubah menjadi mainan sederhana nan elok

Dia juga mengatakan sebenarnya masih banyak limbah yang bisa dimanfaatkan. Namun untuk porsi anak-anak, botol yang paling mudah, apalagi sekadar untuk permainnan mereka.

"Tidak hanya bisa dibikin mobil-mobilan, botol plastik dapat dijadikan kerajinan tangan yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, bunga plastik, tempat alat tulis dan sebagainya," tuturnya

Selain mengajarkan pemanfaatan botol bekas, mahasiswa kukerta juga memberikan pemahaman tentang perbedaan sampah organik dan sampah non organik. Jadi tidak hanya kemampuan kreativitas saja yang diberikan namun masih banyak keseruan yang juga melatih tiga ranah yang di anjurkan dalam kurikulum 13 yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Lukman, Kaur Pemerintahan Desa Batu kucing, mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa Kukerta STIT Darul 'Ulum Sarolangun. Menurutnya, jika kegiatan ini ditekuni secara serius, maka dapat menambah penghasilan dan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik.

"Ini hal yang positif. Karena ini bisa dikembangkan secara serius," katanya

Sementara itu, Roby, anak Desa Batu Kucing, bangga dan berterima kasih atas partisipasi dan pemberlajaran yang diberikan mahasiswa Kukerta.

Tak hanya dari pembelajaran dari segi sekolah saja, tetapi juga sampai ke ranah lingkungan kreatifitas dan memanfaatkan limbah.

"Iya, kak. Mainannyo bagus, biso bikin dewek, abis diajari samo kak Rayan (mahasiswa kukerta), kalo HP dak biso beli, kalok ini biso bikin dewek," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved