Kopassus di Bawah Kompi Prabowo Pernah Menangkap Xanana Gusmao, Begini Kisahnya
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pertanyaan yang menurut saya menggelitik "apasih prestasi seorang Prabowo
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pertanyaan yang menurut saya menggelitik "apa sih prestasi seorang Prabowo Subianto?" di beranda fb, twitter dan media sosial lainnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang gemar mencari kebenaran berdasarkan riset dan pengumpulan data, saya secara pribadi ingin mengatakan kepada mereka bahwa sangat banyak Prestasi seorang Prabowo Subianto bagi negeri ini.
Namun hal itu yang tidak banyak disorot oleh media mulai dari perkembangan perekonomian pemerintah yang sebagian dari usul beliau dituangkan kedalamnya sampai perjuangan beliau mengangkat nama baik indonesia di kanca Internasional.
Namun kali ini yang akan saya kupas adalah Prestasi beliau untuk mengharumkan nama baik bangsa dan kesatuan TNI dalam korps-nya yaitu Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan ini termasuk bagian dari TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan dan tugas khusus
Di antaranya Operasi Militer Perang (OMP), Operasi Inteligent Khusus dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Bantuan Kemanusiaan, anti pemberontakan, bantuan kepolisian, SAR khusus, pengamanan VIP, Anti Teror dan banyak lagi.
Nama Kopassus yang juga dikenal sebagai pasukan baret merah ini terbentuk sejak 26 Desember 1986 yang sebelumnya Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), KKAD (Korps Komando Angkatan Darat).
Lalu yang paling pertama Kesko TT III/Siliwangi(Kesatuan komando Tentara Territorium III) yang didirikan oleh Kolonel A.E. Kawilarang pada 16 April 1952 sekitar 6 tahun Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Kopassus sampai Saat ini.
Prabowo subianto sebenarnya disarankan untuk kuliah keluar negeri bahkan beliau telah diterima di University of Colorado dan George Washinton University, Amerika Serikat namun beliau lebih memilih mengikuti figur pamannya yaitu Soebianto Djojohadikusumo seorang tentara yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946.
Prabowo masuk Akademi Militer pada tahun 1970 dan lulus sebagai Letnan II di tahun 1974, sejak di akademi Militer beliau termasuk Siswa berprestasi. Karena beliau termasuk orang yang cemerlang di satuannya pada usia ke 26 beliau sudah bertugas sebagai komandan Pleton Group 1 Kopassandha.
Termasuk bagian dalam Operasi Tim Nanggala di Timor-timur yang merupakan salahsatu Provinsi Indonesia dulunya, kompi Prabowo yang saat itu berhasil menemukan target yaitu Nicolau Lobato Presiden Fretilin pada 1978.
Kompi Prabowo juga yang berhasil menangkap Xanana Gusmao yang merupakan Pemberontak dan juga Presiden pertama di Timor Leste.
Beliau kemudian dipercaya menjadi Wakil komandan Datasemen 81 (Anti Teror Kopassus) setelah menyelesaikan Pelatihan Special Forces Official Course di Amerika Serikat, kemudian di angkat menjadi komandan Batalyon Infantri Angkatan Udara pada tahun 1995 dan hanya butuh waktu satu tahun Prabowo sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus), salah satu Prestasi beliau di Kopassus beliau merupakan Perwira yang berhasil memekarkan Group Kopassus dari 3 Group menjadi 5 Group.
Nama Kopassus semakin harum di mata dunia pada tahun 1996 Prabowo Subianto memimpin pasukan dalam misi penyelamatan sandera oleh OPM (Operasi Papua Merdeka) yang berencana menukarkan sandera tersebut dengan kemerdekaan papua.
Operasi ini banyak yang menamakan "Mission Impossible" dikarenakan tingkat kesulitan medan yang luar biasa dan kekerasan prajurit OPM serta hutan yang telah menjadi daerah kekuasaan OPM sejak bertahun tahun ketika itu mata dunia mulai tertuju pada Papua dikarenakan ada beberapa peneliti (Tim Lorent'z) dari luar indonesia yang juga menjadi sandera pada kejadian tersebut, beberapa negara mengirim pasukan elit untuk membantu misi yang dipimpin langsung oleh Letjen Prabowo Subianto.
Walaupun 2 diantara 11 orang sandera meninggal dunia ada beberapa kejadian heroik menurut kesaksian PPIR (Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya) yang saya dapat dari pelatihan selama saya pendidikan di Hambalang yaitu ketika akan dilaksanakan penyerbuan menggunakan Helikopter Prabowo.