Kisah Maria Walanda Maramis yang Tak Gentar Mengajar Kaum Wanita Meski Diancam Belanda
Hari ini 1 Desember Google Doodle memajang Maria Walanda Maramis menjadi foto utamanya. Lalu siapakan Maria Walanda Maramis?
Kisah Maria Walanda Maramis yang Tak Gentar Mengajar Kaum Wanita Meski Diancam Belanda
TRIBUNJAMBI.COM - Hari ini 1 Desember Google Doodle memajang Maria Walanda Maramis menjadi foto utamanya.
Lalu siapakan Maria Walanda Maramis?
Maria Walanda Maramis lahir dengan nama lengkap Maria Josephine Catherine Maramis, lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872.
Maria Walanda Maramis, adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20.
Maria Walanda Maramis merupakan sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.
Maria Walanda Maramis pun hidup dalam falsafah memuliakan manusia yang lain itu.
Baca: Menguak Harta Warisan Soekarno di Swiss dan Manado, Istri Bung Karno Sebut itu Bohong
Baca: Guru Oemar Bakri. Ternyata Inilah Sosok Pahlawan Tanpa tanda Jasa di Lagu Iwan Fals yang Fenomenal
Baca: UPDATE TERBARU BKN 260 Instansi Rilis Pengumuman Hasil SKD CPNS 2018, Cek Lewat Link Ini
Satu abad silam, di tengah belenggu kolonialisme Belanda, Walanda sudah giat mendidik kaum perempuan.
Aktivitas mengajar dilakukan Walanda saat berusia 18 tahun, tak lama setelah menikah dengan seorang guru, Jozef Frederik.
Sulitnya mengenyam pendidikan tinggi mendorong Walanda untuk berbagi keterampilan dengan perempuan di sekitar rumahnya di Airmadidi dan Maumbi, Minahasa Utara, 10 kilometer arah timur Manado.
Larangan dan tekanan dari Belanda tak membuat Walanda gentar.
Baca: Sosok Clarisa Wang Mempelai Pernikahan Crazy Rich Surabayan, Anak Pengusaha Kaya Kantor di AS
Baca: Pernikahan Crazy Rich Surabayan pada 1 Desember, Berhadiah iPhone sampai Jaguar
Diam-diam ia berkeliling dari kolong rumah panggung ke kolong rumah panggung yang lain untuk mendidik para perempuan menyulam, memasak, hingga membuat kue.
Pada masa itu, keterampilan menjadi modal berharga di tengah keterbatasan akses pendidikan.
Walanda pun mendorong para perempuan yang sudah mahir untuk berbagi keterampilan kepada sesama.
Baca: Ramalan Zodiak 1 Desember 2018, Cancer dan Leo Ini Hari Baikmu, Aries Jangan Pelit Ya
Baca: Cara Menukarkan Uang Kertas Rupiah Pecahan Lama, Ingat Ini Batas Waktunya
Baca: Sosok Ratu Munawaroh Ibu Tiri Zumi Zola yang Tak Henti-hentinya Menangisi Wafatnya Zulkifli Nurdin
Tribunjambi.com mengutip dari wikipedia, Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981 menyebutkan, Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".
Untuk mengenang jasanya, telah dibangun Patung Walanda Maramis yang terletak di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, sekitar 15 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan angkutan darat.
Di sini, pengunjung dapat mengenal sejarah perjuangan seorang wanita asal Bumi Nyiur Melambai ini.