Misteri Pulau Sentinel - Penjelajah Dunia Ungkap Fakta Mengerikan Pulau Ini
Sebuah pulau yang disebut dengan pulau Sentinel ini adalah salah satu pulau yang tidak terjamah orang luar dan teknologi modern.
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah tabir terkuaknya pulau yang terisolasi selama ribuan tahun muncul ke permukaan.
Sebuah pulau yang disebut dengan pulau Sentinel ini adalah salah satu pulau yang tidak terjamah orang luar dan teknologi modern.
Baca: Terbunuh di Pulau Sentinel oleh Panah Suku Terpencil, Ini Saat-saat Terakhir John Chau
Terletak di Samudera Hindia, tepatnya di Kepulauan Andaman, India, dikatakan penduduk pulau ini sudah hidup selama 30.000 tahun tanpa pernah dijamah orang luar.
Hal ini dikarenakan penduduk pulau tersebut tidak mau menerima orang luar.
Bahkan jika ada orang luar masuk mereka tak tanggung-tanggung akan membunuhnya.
Selain itu, baru-baru ini tabir pulau sentinel mencuat setelah pria Amerika dibunuh karena mencoba memasuki pulau tersebut.
Baca: 65 Hari Kedepan Kota Ini Tak Lagi Melihat Matahari, Sampai 23 Januari 2019 Alami Musim Dingin
Meski demikian, jauh sebelum itu sebuah kontak pernah dilakukan oleh para penjelajah di masa lalu.
Menurut Dailymail, pada Jumat (23/11/2018), kontak pertama dengan suku tersebut terjadi pada 1.000 tahun lalu oleh penjelajah China dan arab.
Namun, mereka dipaksa berbalik arah, setelah rentetan panah menghujam awak kapal mereka sebagai tanda bahwa mereka diusir.

Selain itu salah satu pelaut terkenal yang namanya tersoshor sebagi penjelajah dunia, Marco Polo pernah bertemu dengan pulau tersebut pada abad ke-13.
Dia menuliskan, "Mereka adalah generasi yang paling kejam dan sangat kejam yang tampaknya memakan semua orang yang mereka tangkap."
Selain itu, pada 1563, seorang pelaut, Master Caesar Frederick, memperingatkan, "Jika ada kapal, karena nasib buruk, singgah di pulau-pulau ini, tidak ada yang kembali hidup."
Bahkan ketika sisa Andaman dan pulau-pulau Nicobar di dekatnya dijajah oleh Inggris pada tahun 1850 dan berubah menjadi koloni tahanan, pulau Sentinel tidak dijamah olehnya.
Hingga pada tahun 1970, sekelompok antropolog mendekati pulau, notebook dan kamera telah disiapkan.

Tetapi sayang mereka juga dipukul mundur dengan panah beracun.