Bekraf Dorong Pembentukan Komunitas di Jambi

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Diskusi kelompok terpumpun Pentahelix Ekonomi Kreatif di Jambi. Selaku Director for International

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/FITRI AMALIA

Laporan Wartawan Tribunjambi.com Fitri Amalia

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar Diskusi kelompok terpumpun Pentahelix Ekonomi Kreatif di Jambi. Selaku Director for International Relations Bekraf, K Candra Negara mengatakan, melalui programnya Bekraf mempercepat pembentukan sebuah ekosistem yang mendukung bagi perkembangan ekonomi kreatif. Hal ini sejalan dengan ekonomi kreatif yang bersifat kerakyatan sehingga siapa saja bisa terlibat.

Peserta diskusi yang diadakan di Swiss-Belhotel Jambi pada Sabtu (22/9) merupakan UKM di Jambi.

Baca: PHRI Imbau Segera Urus Sertifikat Halal

"Kedatangan ke Jambi ini untuk mendorong pembentukan komunitas. Dengan komunitas itu memiliki unsur konektifitas, komersialisasi yang dapat dirasakan oleh pelaku ekonomi kreatif itu sendiri," jelasnya.

Terkait permasalahan UMKM sendiri, Candra mengatakan rata-rata UMKM di Indonesia memiliki problem yang sama seperti prombel research, wawasan dan permodalan. Dalam masalah ini, bagaimana UKM dapat terus-menerus meningkatkan kapasitasnya baik kapasitas produk, kapasitas SDM hingga kapasitas organisasinya.

Untuk masalah permodalan, Bekraf sendiri dikatakannya selalu berusaha berkomunikasi dengan pihak terkait seperti Bank Indonesia, perbankan dan non perbankan. Selain itu, UKM juga diminta untuk menambah wawasan pekerja kreatif, mengubah mindsett bahwa pasar tidak sebatas Provinsi dan wilayah tertentu saja.

"Pasar produk itu luas, nasional apalagi kalau kapasitas dan kualitas produknya memadai maka bisa masuk pasar dunia, misalnya saja Songket Jambi, tidak semua Provinsi di Indonesia memiliki produk songket," tuturnya.

Baca: Angso Duo Lama akan Dijadikan RTH, Oktober Pedagang Blok B dan D Dipindah

Baca: Warga Ancam Tanam Pisang di Tengah Jalan Provinsi

Hal ini membawa peluang dan menjadi nilai tambah bagi songket Jambi untuk bersaing. Apalagi di pasar dunia songket menjadi salah satu produk Indonesia yang disukai karena keindahan songket itu sendiri.

Selanjutnya yang harus diperbaiki adalah bagaimana memberikan keterangan yang jelas pada produk agar mudah dipahami dan menarik orang.  "Selain packaging disampaikan juga apakah jenis produknya, atau nama perusahaannya yang ditonjolkan, mana yang kelihatan cantik itu yang perlu ditingkatkan," pungkas Candra.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved