Sejarah Indonesia
Nyawa Kopassus ini Dipertaruhkan dengan Ledakkan Diri ke Arah Fretelin Demi Kawan di Medan Perang
Siapa yang tidak kenal dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Bahkan sudah diketahui dunia, pasukan khusus milik TNI AD
TRIBUNJAMBI.COM - Siapa yang tidak kenal dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Bahkan sudah diketahui dunia, pasukan khusus milik TNI AD ini sering jalani misi berbahaya.
Kopassus terkenal dengan keberanian dan "kenekatannya". Mengenal pasukan khusus, pastinya juga turut mengenal nama Benny Moerdani, Serka Ismail, Usman dan Harun yang dinobatkan sebagai pahlawan Indonesia.
Nama-nama itu merupakan patriot. Satu di antaranya cerita Pratu Suparlan, anggota Kopassus yang gugur melindungi rekan-rekannya di medan perang.
Peristiwa yang terjadi pada 1983, itu menjadi satu di antara kisah heroik yang menggetarkan hati.
Pratu Suparlan merupakan tentara Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) yang mengorbankan nyawanya demi negara.
Kisah heroik ini terjadi di medang perang wilayah Timor-timur atau sekarang bernama Timor Leste seperti dilansir Tribunjambi.com dari laman http://kopassus.mil.id.
Baca: Apakah kamu mau menjadi istri saya? Prasetyo Bilang Ahok Memang akan Menikahi Polwan Cantik
Baca: Pembajakan Pesawat DC-Woyla Bisa Saja Tak Terjadi, Andai Prajurit TNI ini Tidak Dibunuh
Baca: Sirkuit Permanen Kelas Nasional di Tanjabtim Diaspal pada 2019
Timor Timur pada 9 Januari 1983, saat satu unit gabungan tentara Nanggala-LII Kopassandha pimpinan Letnan Poniman Dasuki, tengah berpatroli di KV 34-34/Komplek Liasidi, suatu daerah sangat rawan di pedalaman.
Maklum, daerah tersebut merupakan tempatnya para pentolan pemberontak Fretilin yang tak sungkan menghabisi anggota TNI yang mereka jumpai.
Tiba-tiba, sepasukan kecil TNI ini dihadang oleh sekitar 300-an Fretilin (sayap militer terlatih Timor-Timur), lengkap bersenjata senapan serbu, mortar dan GLM.
Terjadilah pertempuran tak imbang, antara ratusan Fretilin di ketinggian kontra TNI pada posisi di pinggir jurang.

Satu per satu, anggota pasukan kecil ini gugur dimangsa peluru Fretilin.
Menyadari hal ini, Komandan Tim segera memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit.
Namun, hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini.
Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara dia sendiri memilih untuk mengadang musuh.
Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti.