Bikin Geger Dunia! Kemampuan Raider Kostrad Anti-Gerilya TNI ini Tetap Sangar Walau sedang Berpuasa
Kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah diakui dunia kehebatannya. Bukan hanya angkatan daratnya saja, lau dan udaranya pun cukup disegani
TRIBUNJAMBI.COM - Kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah diakui dunia kehebatannya. Bukan hanya angkatan daratnya saja, lau dan udaranya pun cukup disegani.
Seperti halnya satuan Komando Cadangan Strategi AD (Kostrad) TNI berkekuatan sejumlah Batalyon Raider yang memiliki kemampuan khusus perang anti-gerilya (counter guerilla).

Pasukan elite TNI AD yang dibentuk pada 22 Desember 2003 ini selain memiliki kemampuan antigerilya juga memiliki kemampuan sebagai pasukan komando dan mobil udara (mobud) menggunakan helikopter.
Sebagai pasukan elite TNI AD antigerilya jika sedang bertempur untuk memburu kelompok-kelompok gerilyawan, personel Raider memiliki ciri khas terus melakukan perburuan, menekan, dan menghancurkannya.
Oleh karena itu tidak ada kata pantang pulang dari tugas sebelum bisa menghancurkan pasukan gerilya musuh.
Baca: Kopaska TNI AL Bawa Kontrasepsi Dalam Misi, Belanda Sampai Kalang Kabut Menanganinya
Baca: Kisah TNI Bujuk Idjon Djanbi, Tentara Belanda yang Jadi Sosok Pembentuk Kopassus TNI yang Sangar
Baca: Karya Pertama Anak Bangsa, Ini Video Kehebatan Tank Medium PT Pindad yang Akan Perkuat Alutsista TNI
Dalam latihan tempur hutan atau pertempuran sesungguhnya untuk memburu kelompok gerilya lawan, pasukan raider bisa berada di dalam hutan selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk menumpas musuh.
Cara bertempur pasukan Raider yang terus-menerus memburu mangsanya itu memang sangat tergantung dari pasokan logistik yang dikirimkan menggunakan helikopter dan kemampuan mencari makanan sendiri di dalam hutan.
Kadang dalam pertempuran yang sesungguhnya seperti di Aceh, Sumatra, pasukan Raider yang sedang memburu gerombolan gerilya hanya bisa makan sekedarnya selama beberapa hari karena pasokan makanan yang dikirimkan heli belum datang.

Demi menempa fisik dan mental ketika bertempur di hutan dalam kondisi perut lapar itu, para pasukan Raider di semua batalyon tetap melakukan latihan perang di bulan puasa.
Tujuan latihan perang di bulan puasa memang ganda. Selain menempa fisik dan mental juga sekaligus menempa kekuatan batin para pasukan Raider.
Dalam misi tempur di hutan selama berhar-hari dan para pasukan Raider hanya tidur di bivak, segala sesuatu yang tidak diinginkan memang bisa terjadi.
Misalnya ada kemungkinan munculnya gangguan dari mahluk halus.
Baca: Tiga Sungai Tercemar Akibat Penampungan Limbah Sawit Meluap, PT MSJ Dituntut Tanggung Jawab
Baca: Survei Alvara Sebut Hanya 53,3 Persen Pendukungnya Pilih Prabowo, PKS Buat Survei Tandingan
Baca: Kisah TNI Bujuk Idjon Djanbi, Tentara Belanda yang Jadi Sosok Pembentuk Kopassus TNI yang Sangar

Oleh karena itu demi mencegah hal-hal negatif yang bisa menggagalkan misi tempur memburu gerombolan gerilya lawan, para personel Raider juga tetap tekun menjalani ibadah sesuai keyakinannya.
Khususnya melaksanakan Salat lima waktu dan puasa bagi yang Muslim.
Selain melakukan perburuan pasukan gerilyawan lawan, pasukan Raider juga memiliki kemampuan antiteror yang terwadahi dalam satu peleton pasukan dan dinamai Tim Aksi Khusus (Tim Aksus).
Dengan personel antiteror sekitar 30 orang yang terlatih baik, Tim Aksus Raider siap diturunkan ke lokasi-lokasi terdekat yang sedang terjadi aksi terorisme.
Baca: Kopaska TNI AL Bawa Kontrasepsi Dalam Misi, Belanda Sampai Kalang Kabut Menanganinya
Baca: Bukan Jonatan Christie, Ternyata Maria Selena Lebih Melirik Pebulutangkis ini saat Buka Baju
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: