Road To Batanghari River Explore 2018

Sebagai Awal Mula Peradaban Jambi Sungai Batanghari Juga Menjadi Benteng Menahan Kedatangan Penjajah

Jika ingin mengenal sejarah Jambi mulai zaman klasik, bisa ditemukan di sepanjang aliran Sungai Batanghari

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/TOMMY KURNIAWAN
Tim ekspedisi Tribun Jambi Batanghari River Explore 2018 berbincang dengan Abdul Haviz 

TRIBUNJAMBI.COM - "Jika ingin mengenal sejarah Jambi mulai zaman klasik, bisa ditemukan di sepanjang aliran Sungai Batanghari." Kalimat itu meluncur dari mulut Abdul Haviz, masyarakat di sekitar Kompleks Percandian Muarajambi yang konsen terhadap pelestarian situs bersejarah tersebut.

Apa yang disampaikan pria yang biasa disapa Ahok itu tentu tak berlebihan.

Hasil-hasil penelitian arkeologi menunjukkan hal itu. Temuannya mulai dari situs hingga arca emas.

Bambang Budi Utomo dalam makalahnya pada seminar nasional di Jambi tahun 1992 menyebut, kawasan sepanjang Sungai Batanghari dijadikan permukiman dengan aktivitas yang kompleks.

Di antara daerah pemukiman tersebut banyak yang sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

Daerah daerah Koto Kandis dan Muarojambi berdasarkan tinggalan arkeologis telah dihuni sejak abad ke-7
Ahok, yang kelahiran Muarojambi saat ini mendedikasikan hudupnya di bidang sejarah.

Baca: Terkenal Sejak Abad ke-7, Memotret Masa Lampau dan Menatap Masa Depan Sungai Batanghari

Ia dikenal lewat aktivitasnya yang terlibat berbagai penelitian tentang Candi Muarajambi.

"Saya pernah disebut orang gila, meneliti sejarah Candi Muarajambi sampai berjalan ke perkampungan sepanjang aliran Sungai Batanghari mulai dari hilir hingga hulu," katanya saat dibincangi tim ekspedisi Tribun Jambi pada Minggu (26/8).

Begitulah, banyak literatur meyebut sungai dengan panjang mencapai 800 kilometer ini pernah menorehkan masa keemasan.

Di masa Sriwijaya, Jambi pernah menjadi pusat peradaban di Asia Tenggara.

Terbukti dengan peninggalan Candi Muarajambi yang merupakan pusat pendidikan pertama dan terbesar di Asia Tenggara di masanya.

Jejak sejarah ini juga masih bisa ditemui di sepanjang aliran Sunga terpanjang di Sumatera ini.

Baca: Menyamar Jadi Mahasiswa KKN, Cara Sangar Kopassus Menyusup dan Bertempur Dipuji

Mulai dari hilir sampai yakni Kuala Jambi, Teluk Majelis, Muara Sabak, dan Nipah Panjang, Air Hitam Laut, Sadu, Sungai Lokan hingga ke hulu Sungai Batanghari tepatnya di perbatasan Dharmasraya dan Kabupaten Tebo masih menyimpan banyak sejarah peradaban.

"Sebetulnya saya lebih sepakat jika kita Jambi ini disebut sebagai pelaut, bukan orang maritim. Karena pengertian pelaut itu adalah orang yang banyak menghabiskan aktivitas dan kehidupannya mulai dari laut hingga sungai," katanya.

Ahok melanjutkan, pada percabangan di hilir Sungai Batanghari. Dan di sana, kata dia, menyimpan banyak sejarah. Mulai dari masa prasejarah hingga masa penjajahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved