Kisah Jenderal Inggris Gentar Berhadapan Dengan TNI Saat Kapal Perangnya Memaksa Lewat Selat Sunda

Armada TNI AL langsung menggelar latihan militer besar di Selat Sunda untuk menunjukkan seriusnya ultimatum kepada Inggris

Editor: bandot
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Sebanyak 650 anggota Yonif 141 AYJP mengikuti upacara pelepasan pasukan ke Kaltim di Pelabuhan Boom Baru Palembang, Selasa (7/5/2013).Upacara pelepasan dipimpin langsung Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo. Pasukan ini diberangkatkan dengan KRI Teluk Ratai 509. 

TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia hampir saja berperang dengan Inggris dipicu adanya ketegangan antar pasukan berenjata kedua negara.

September 1964, ketegangan antara Indonesia dengan Inggris sangat tinggi melebihi pertempuran 10 November 1945 Surabaya.

Hal ini tak lain dipicu karena konfrontasi yang terjadi antara Indonesia dengan persemakmuran Inggris di Asia Tenggara, Malaysia.

Terlebih pihak Inggris juga menilai diresmikannya Dwikora pada 3 Mei 1963 oleh Soekarno dan penyusupan para gerilyawan Indonesia ke Kalimantan Utara saat itu merupakan sinyalemen perang.

Tak mau tinggal diam, pada 27 Agustus 1964 Inggris lantas melakukan 'Show of Force' dengan melayarkan kapal Induk HMS Victorious yang dikawal dua kapal destroyer dari Singapura menuju Australia melewati selat sunda tanpa izin.

Aksi ini lantas membuat Menlu RI saat itu, Soebandrio mencak-mencak marah karena aksi 'Slonong Boy' tak permisi armada Inggris di selat sunda.

Pihak Indonesia juga menilai hal ini sebagai aksi pancingan agar pihak AURI atau ALRI menyerang armada Inggris dan menjadi alasan Inggris untuk berperang dengan Indonesia, persis seperti insiden Teluk Tonkin Vietnam.

Baca: Cuma Diketahui Komandannya, Kisah Kopassus ini Rela Dihujani Tembakan Teman Demi Selesaikan Misi

Lantas pada tanggal 2 September 1964, Soebandrio memberikan ultimatum keras ke armada Inggris pimpinan HMS Victorious jangan coba-coba lagi lewat selat sunda saat perjalanan kembali ke Singapura atau akan tanggung konsekuensinya.

Ucapan Soebandrio bukan isapan jempol belaka, setelah pernyataan keras itu dilontarkan, armada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) langsung menggelar latihan militer skala besar di Selat Sunda untuk menunjukkan seriusnya ultimatum tersebut.

Reaksi Inggris menanggapi hal ini acuh tak acuh, bahkan Admiral Louis Mounbatten (Paman dari Pangeran Charles) nekat berkata bahwa Inggris akan malu besar jika armada HMS Victorious pulang tak berani lewat selat sunda.

Ia berpendapat hal tersebut merupakan penghinaan martabat angkatan laut Inggris.

Tapi jawaban dari Louis Mounbatten itu mendapat reaksi negatif dari para perwira di AL Inggris (Royal Navy) sendiri.

Para perwira itu mengingatkan bahwa jika HMS Victorious masih bebal dan nekat lewat selat sunda maka ancaman tenggelamnya flagship Royal Navy itu segera terjadi.

Parlemen Inggris juga berpendapat sama bahwa lewatnya HMS Victorious di selat sunda bisa membawa Inggris ke peperangan yang tak perlu terjadi.

Baca: Sederet Kesaktian Denjaka TNI AL, Hantu Laut yang Membuat Navy Seal Geleng-geleng Kepala

Kekahawatiran ini dinilai wajar karena Angkatan Perang Indonesia punya segudang alat utama sistem senjata (alutsista) macam pembom Tupolev Tu-16 dan kapal cepat rudal Komar Class yang punya senjata khusus untuk membabat kapal induk.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved