Sosok Bripda Wahyuni Cibro
Tetap Semangat Meski Pernah Dua Kali Gagal Tes Polwan
Kemudian, setahun setelah itu, pada tahun 2013, ia kembali mencoba untuk mengikuti tes. Lagi-lagi, apa yang diusahakannya belum juga tercapai.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Dan, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Sepertinya kata itu cocok untuk Bripda Wahyuni Cibro, Polwan yang bertugas di Polres Muarojambi.
Sebelum menjadi seorang Polwan, ia mengikuti tes hingga tiga kali. Perempuan cantik berusia 24 tahun ini, mulai mengikuti tes pada tahun 2012 silam. Namun impian untuk menjadi Polwan saat itu belum tercapai. Dan, ia dinyatakan gugur.
Kemudian, setahun setelah itu, pada tahun 2013, ia kembali mencoba untuk mengikuti tes. Lagi-lagi, apa yang diusahakannya belum juga tercapai.
Baca: Adik Ahok Ungkap Kabar Soal Kunjungan KH Maruf Amin ke Penjara, Membicarakan Apa?
Hingga akhirnya pada tes ketiga pada 2014 lalu, Ia berhasil lolos tes, dan menjadi seorang Polwan seperti saat ini. Tekad dan cita-citanya yang kuat menjadi seorang Polwan, adalah mimpi yang telah diwujudkannya.
"Alhamdulillah dengan dukungan dan doa orangtua, di tes yang ketiga kalinya tahun 2014, saya lulus," sebut perempuan berzodiak Sagitarus ini.
Polwan yang lahir di Kutacane, 17 Desember 1994 ini, pertama kali bertugas di Polres Muarojambi. Saat itu Ia bertugas di bagian pelayanan Pembuatan SKCK selama dua bulan.
Baca: Rayakan HUT RI, Dapatkan Harga Room dan Paket Liwetan Sangat Spesial di Abadi Suite Hotel
Saat ini, Ia bertugas di pada bagian penyidik dan mindik di Reskrim Polsek Mestong, Kabupaten Muarojambi.
Untuk bercita-cita menjadi seorang Polwan, perempuan yang kerap disapa Yuni ini, terinspirasi dari sosok sang ayah yang juga merupakan seorang polisi.
Tidak hanya itu, hal menarik di ungkapkannya, bahwa film-film action juga menjadi inspirasi untuk menjadi sosok Polwan.
Baca: Masuk Dzulhijjah - Ini Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bisa Hapus Dosa Setahun
"Inspirasi mungkin dari keluarga sama faktor lingkungan juga. Kebetulan ayah juga anggota. Jadi, ya, ibaratnya jadi penerus atau regenerasinya. Selain itu, kayaknya karena memang tertarik sama film-film action dan cerita-cerita detektif gtu, seperti conan sama sherlock holmes," bilang Yuni, penyuka nasi goreng ini sembari tertawa.
Ia memaknai menjadi anggota kepolisian adalah menjadi abdi negara dan abdi masyarakat. Menurutnya, menjadi polisi adalah suatu tanggungjawab untuk bagaimana menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Baca: Sindiran Buya Syafii Maarif ke Cak Imin Tentang Pencalonan Maruf Amin Jadi Cawapres Jokowi
"Intinya, bagaimana kita dapat menjalankan tugas dengan sebaik- baiknya. Dibalik seragam yang dikenakan dan kewenangan yang dimiliki, tentunya ada tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Jadi, jangan sampai itu hanya sekedar menjadi simbolis semata," beber Yuni.
Ke depannya kata Yuni, ia ingin cepat-cepat menyelesaikan perkuliahannya yang saat ini sedang di jalaninya di Fakultas Hukum, Universitas Batanghari Jambi.
Ia juga mengungkapkan apa yang Ia raih selama ini merupakan dukungan dan doa dari orangtuanya yang selalu mensuport apa yang ia kerjakan.
Baca: Viral Driver Ojek Online yang Sukses Antar Putrinya Jadi Polwan, Begini Sosok Ayah di Mata Putrinya
"Target ke depan pengen cepet nyelesaiin kuliah, terus wisuda. Terus nikah kalau udah ketemu jodohnya," ungkap Bripda Wahyuni, seraya tertawa.
"Ini semua dukungan dari orangtua. Pokoknya ayah dan ibu itu my everything lah. Sosok luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah SWT, dan saya sangat bersyukur atas hal tersebut," polwa yang mengenakan jilbab ini. (*)