Shotgun, Senjata Pasukan Antiteror yang Mengerikannya, Kepala Dapat Hancur Sekali Tembak

Pertempuran yang selalu melibatkan pasukan khusus TNI pastinya selalu menghasilkan cerita heroik di setiap pertemuan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Shotgun Pasukan Anti Terror 

TRIBUNJAMBI.COM - Pertempuran yang selalu melibatkan pasukan khusus TNI pastinya selalu menghasilkan cerita heroik di setiap pertemuan.

Pasukan khusus antiteror dari satuan TNI seperti Denjaka, Sat Bravo 90, Sat Gultor 81 Kopassus, dan Kopaska dalam operasi tempur antiteror biasanya terdiri atas satu regu pasukan dengan jumlah personel sekitar 10 orang.

Dikutip TribunJambi.com dari Intisari, Masing-masing personel memiliki peran sendiri.

Misalnya, sebagai operator senapan mesin, ahli komunikasi radio, personel ahli bahan peledak, negosiator, pemegang senjata shotgun untuk menjebol pintu, penembak jitu (sniper) dan sejumlah personel penyerbu.

Baca: Ketika Komplotan GAM Masuk Perangkap Kopaska Dalam Misi Pembebasan Nakhoda Kapal Indonesia

Baca: Pertempuran Brutal Kopassus dan SAS di Desa Mapu, Gagah Berani Serbu Markas Tentara Inggris

Dalam operasi tempurnya meskipun para personel pasukan khusus memiliki peran masing-masing, semuanya bersenjata lengkap yakni menyandang senjata laras pendek (pistol) dan laras panjang serta sekitar 10 magazin peluru yang terisi penuh.

Selain memakai rompi antipeluru setiap personel pasukan khusus juga dilengkapi pisau lempar, granat asap, granat tangan, dan alat komunikasi canggih.

Di samping sejumlah perlengkapan standar itu dalam misi khusus sesuai keahlian individu, personel yang bertugas sebagai penembak jitu juga masih membawa senjata sendiri.

Demikian pula personel yang bertugas sebagai pendobrak pintu dan operator senapan mesin, keduanya masih membawa senjata khas masing-masing.

Baca: Navy Seal pun Gentar, Siapa Sangka Kekuatan 1 Pasukan Denjaka Setara 120 TNI Biasa

Baca: Ketika Tim Kejar Kopaska Menyamar Jadi Teller Bank, Kelabui Anggota GAM yang Mengambil Uang Tebusan

Ketika pasukan khusus sedang beraksi, personel yang bertugas sebagai sniper akan mencari tempat yang ideal untuk membidik target sekaligus melindungi rekan-rekannya yang sedang menyerbu target.

Operator senapan mesin juga mengambil posisi tertentu yang strategis dan tugasnya adalah menghantam pasukan lawan yang datang untuk memberi bantuan.

Jika sniper maupun operator senapan mesin sudah berada pada posisi masing-masing, serbuan pasukan antiteror ke sasaran, misalnya gedung, akan dimulai.

Serbuan awal dilakukan oleh operator shotgun yang bertugas menjebol pintu menggunakan peluru berkaliber besar (12 mm).

Ilustrasi
Ilustrasi (Aegis Academy)

Satu peluru shotgun yang ditembakkan biasanya akan langsung menjebol kunci pintu, lalu pintu didobrak disusul masuknya pasukan penyerbu.

Jika peluru shotgun tidak bisa menjebol pintu, personel anti-teror yang ahli bahan peledak akan memasang peledak C-4 untuk menjebol pintu.

Suara ledakan peluru shotgun demikian keras karena berfungsi untuk meruntuhkan mental dan nyali teroris.

Baca: Kisah Dosen Cantik, Mahasiswa Datang ke Rumah Bilang Cinta, Padahal sudah Ada Momongan

Baca: Ketika Tim Gabungan Kopassus, Denjaka dan Dat Bravo 90 Latihan Simulasi Paling Mematikan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved