Ketika Komplotan GAM Masuk Perangkap Kopaska Dalam Misi Pembebasan Nakhoda Kapal Indonesia

Kisah kehebatan pasukan khusus bentukan TNI AL memang tidak perlu diragukan. Miliki Marinir, Komando Pasukan Katak

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pinterest
Kopaska TNI AL 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah kehebatan pasukan khusus bentukan TNI AL memang tidak perlu diragukan. Miliki Marinir, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Denjaka membuat angkatan satu ini cukup disegani.

Berani bertarung dan bertempur di dalam air, bahkan tidak hanya di perairan, Komando Pasukan Katak (Kopaska) juga ahli bertempur di daratan dengan keahlian khususnya.

Kisah kehebatan Pasukan Khusus milik TNI AL tersebut tidak hanya di beberapa misi saja. Bahkan, saat terjadinya pemberontakan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kopaska pun dilibatkan.

Seperti kisah berikut, tahun 2006 silam saat salah satu kelompok sayap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melakukan pembajakan terhadap sebuah kapal ikan Indonesia di kawasan Perlak, Aceh Timur menjadi pembuktian bahwa Kopaska pun handal dalam operasi di darat.

Baca: Update Gempa di Lombok: Jumlah Korban Meninggal 436 Orang, Begini Kondisi di Lokasi

Baca: Gaya Bicara Isyana Sarasvati Jadi Sorotan, Sering Salah Ucap Kata, Nama Sendiri Jadi Isyanasil

Kopaska yang pada saat itu dipimpin oleh Kolonel Irawan membentuk sebuah tim intelejen bernama Tim Kejar untuk menggagalkan pembajakan tersebut.

Kelompok sayap GAM itu melepaskan kapal ikan, namun mereka menyandera Nahkoda dan Kepala Kamar Mesin (KKM) untuk dijadikan tawanan.

Keduanya kemudian disekap di sebuah tambak milik GAM sampai uang tebusan dibayarkan.

Seperti kebiasaan kelompok separatis, GAM juga membuat tambak yang digunakan untuk kedok semata.

Jika dilihat dari tengah perairan sudah pasti tak ada orang yang menyangka bahwa tambak itu adalah markas GAM.

Seperti tambak-tambak lainnya, ‘tambak’ GAM ini juga ada ikan, bambu-bambu penyekat tambak, kapal-kapal kecil, dan lainnya.

Kembali ke cerita penyergapan ini, tawar menawar uang tebusan dilakukan lewat telepon yang telah disadap.
Penyadapan inilah yang menjadi kunci keberhasilan operasi.

Kopaska bekerja sama dengan salah satu operator telekomunikasi di Jakarta untuk membantu penyadapan tersebut.

Baca: Timnas U23 Vietnam Ngeluh Terkait Fasilitas Asian Games 2018, Harus Latihan di Lapangan Hotel

Baca: Susno Duadji Bercuit Curiga Terkait Mogoknya LRT Palembang, Fahri Hamzah Balas Beri Sindiran?

Salah seorang anggota tim Kejar di ujung telepon berpura-pura sebagai pihak operator kapal.

Saat negosiasi berlangsung nomor yang dipakai penyandera terlacak masih berada di kawasan Perlak.

Kopaska
Kopaska (Banjarmasin Post)

Semula GAM meminta tebusan antara Rp 250 juta – Rp 500 juta namun kemudian keduanya sepakat akan menebus nahkoda dan KKM kapal dengan uang sebesar Rp. 60 juta dan akan ditransfer secara bertahap lewat sebuah bank BUMN.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved