Soekarno Ditodong Meriam Hingga Dibentak Tentara, Malah Nekat Lakukan Ini Tanpa Rasa Takut
Bahkan, Soekarno pernah dibentak oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) ia dianggap salah dalam mengambil keputusan.
TRIBUNJAMBI.COM - Sepak terjang Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno dalam memerintah bukan saja membuat decak kagum masyarakat, bangsa-bangsa lain pun mengakui kharisma bapak proklamator tersebut.
Ditawan bahkan diasingkan, sudah menjadi makanan Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Berapa kali sudah ia nyaris dibunuh, baik oleh penjajah maupun penghianat negeri.
Baca: Resmi Dampingi Jokowi di Pilpres 2019, ini Alasan Joko Widodo Pilih KH. Maruf Amin
Bahkan, Soekarno pernah dibentak oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) ia dianggap salah dalam mengambil keputusan.
Kejadian itu tepatnya 17 Oktober 1952, dikutip Tribunjambi.com dari kisah Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams.
Tahun itu, berdasarkan catatan sejarah disebut masa kabinet Sukiman-Suwirjo, tapi sayang Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952.

Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok sendiri akibat kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-Amerika Serikat.
Pada saat itu, kabinet Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika Serikat.
Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri bebas aktif.
Usai dari Kabinet Sukiman, terbentuklah Kabinet Wilopo meskipun tetap memiliki banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnya gerakan-gerakan kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang akan menggangu stabilitas politik Indonesia.
Baca: Jadi Cawapres Jokowi, Begini Alasan Joko Widodo Pilih Maruf Amin Mendapinginya Dalam Pilpres 2019

Ketika kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara, kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga menyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia 14 bulan.
Ketika 17 Oktober, dua buah tank, empat kendaraan berlapis baja dan ribuan orang menyerbu memasuki pintu gerbang Istana Merdeka.
Mereka mau coba-coba menguji nyali Bung Karno.

Barisan Massa membawa spanduk bertuliskan; Bubarkan Parlemen!. Satu batalyon artileri dengan empat buah meriam menderu-deru memasuki halaman istana.
"Meriam-meriam 25 poin bikinan Inggris digerakkan dan dihadapkan kepadaku," Bung Karno membuka dalam catatan Cindy Adams