Prihatin, Ada yang Sudah Punya Jabatan Rela Dilepas Demi Rebut Jabatan Keluarganya Sesama NU

Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa, dua tokoh Nahdatul Ulama ( NU) bersaing ketat di Pilkada Jatim

Editor: rida
(Kompas.com/Fachri Fachrudin)
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017). 

TRIBUNJAMBI.COM- Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa, dua tokoh Nahdatul Ulama ( NU) bersaing ketat di Pilkada Jatim 2018.

Namun, perebutan kursi gubernur Jatim oleh dua tokoh NU tersebut membuat ulama NU prihatin.

"Di NU tidak pernah rebutan untuk menjadi imam. Biasanya semua jamaah saling mempersilahkan jamaah lain untuk menjadi imam," kata Wakil Rois Am PBNU KH Miftahul Akhyar, saat Halal Bi Halal Keluarga Besar Nahdiyin Surabaya di Grand City Surabaya, Sabtu (23/6/2018).

Di kalangan ulama NU sendiri, kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftahussunnah Surabaya ini, nama Gus Ipul sudah dipersiapkan menjadi pemimpin Jawa Timur sejak 10 tahun lalu.

"Di Pilkada Jatim ini para kiai prihatin, ada yang sudah punya jabatan sampai rela dilepas demi merebut jabatan keluarganya sesama NU," terangnya.

"Jika memang masih mengakui NU, pihak yang tidak direstui ulama NU harusnya lebih mengerti dan legowo, tidak usah saling menjatuhkan," lanjutnya.

Gus Ipul dan Khofifah sama-sama membawa label NU di Pilkada Jatim.

Gus Ipul yang pernah menjabat Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, kini juga duduk sebagai salah satu ketua di PBNU.

Sementara Khofifah sampai saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat NU.

Gus Ipul menggandengan Puti Guntur Soekarno dengan diusung PKB, PDIP, Partai Gerindra dan PKS.

Sementara Khofifah menggandeng Emil Elistyanto Dardak yang diusung Partai Demokrat, Partai Nasdem, PPP, Partai Golkar dan Partai Hanura.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved