Cerita Jokowi: 'Masa Ada PKI Balita? Logikanya Enggak Masuk Tapi Ada yang Percaya'
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengaku pernah diinterogasi seorang kyai saat berkunjung ke sebuah pondok pesantren. Jokowi ditanya
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengaku pernah diinterogasi seorang kyai saat berkunjung ke sebuah pondok pesantren. Jokowi ditanya seputar isu dirinya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia ( PKI). “Beliau meminta klarifikasi, tabayun untuk yang berkaitan dengan tuduhan PKI itu, karena memang yang namanya politik itu kadang-kadang jahatnya seperti itu,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada acara penyerahan 240 sertifikat hak atas tanah wakaf, di Masjid Agung Al Imam, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018).
Baca: Ditutup Naik 0,49 Persen, IHSG Belum Mampu Tembus 6.000
Presiden menjelaskan, saat PKI dibubarkan di tahun 1965, dia masih berusia 3-4 tahun. Jadi, tidak mungkin dirinya menjadi anggota PKI. “Masa ada PKI balita? Logikanya enggak masuk tapi ada yang mempercayai,” ungkap Presiden.
Ketika dirinya membantah, menurut Presiden Jokowi, maka tuduhan PKI dialamatkan ke orang tuanya. Padahal, lanjut Presiden, sangat mudah untuk mencari tahu silsilah keluarganya. Apalagi, di Solo banyak sekali cabang ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Parmusi yang bisa dengan cepat dan mudah mencari tahu silsilah keluarganya.
“Tanya saja ke masjid dekat rumah orang tua saya, di dekat rumah saya, gampang sekali. Siapa kakek-nenek saya, siapa Ibu/Bapak saya gampang sekali mengecek, enggak ada yang bisa ditutupi sekarang ini,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden mengaku akan menjawab supaya isu-isu itu tidak berkembang terus. Ia juga mengingatkan, jangan sampai mudah curiga dan berprasangka tidak baik ada di antara bangsa Indonesia.
Baca: Berpotensi Langgar Aturan, Rencana Anies Tata Kampung Kumuh Tunggu Perda Direvisi
Baca: Gaji ke-13 dan THR Cair, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Dua Diramal Bakal Sentuh 5,15 Persen
“Kenapa yang tidak kita kembangkan yang khusnul tafahum, yang penuh dengan rasa kecintaan terhadap saudara-saudara kita, berprasangka selalu positif, berprasangka selalu baik,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya.
Jangan Kemakan Isu di Medsos
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan masyarakat agar jangan mudah kemakan isu-isu terutama di media sosial. Berbeda dengan koran dan stasiun televisi yang memiliki redaktur yang bisa menyaring, menurut Presiden, di media sosial setiap orang bisa berpendapat dan mengunggah konten tanpa disaring.
“Jangan sampai hal-hal tidak ada filter itu kita percayai. Tolong klarifikasi, tolong ditanyakan kepada yang lain sehingga ada penyaringnya,” tutur Presiden Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan agar berhati-hati dengan media sosial, yang juga banyak diisi kabar negatif dan bohong namun sering dipercaya banyak orang.
“Omongan banyak yang satu sampai seratus dipotong hanya lima, konteksnya tidak pas, menjadi tidak benar. Kita percaya, ya bisa keliru kita,” kata Presiden Jokowi.
Baca: VIDEO: 340 Ekor Burung yang Dilindungi Diamankan Balai KSDA Jambi
Baca: Aman Abdurrahman: Hanya Orang Sakit Jiwa yang Sebut Serangan Teror Itu Sebagai Jihad
Baca: VIDEO: Tribun Jambi Gelar Buka Bersama Agen dan Pengecer Koran
Mendampingi Presiden antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofarrozin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Majalengka Sutrisno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Jokowi Diinterogasi Seorang Kiai soal Tuduhan PKI",