Kisah Teroris Nangis Ketika Disuruh Tito Karnavian Lakukan Ini, Najwa Shihab Sampai Ucap Istighfar

Tito menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris kasus bom Kedutaan Besar Australia di Bogor

Editor: bandot
Indrianto Eko Suwarso
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) memberi keterangan pada wartawan usai meninjau rutan cabang Salemba Mako Brimob Kelapa Dua pasca kerusuhan di Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5). Kapolri meninjau Mako Brimob pasca insiden antara narapidana teroris dengan petugas yang mengakibatkan lima anggota Polri dan seroang teroris meninggal dunia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/18. 

TRIBUNJAMBI.COM - Serangan beruntun yang dilakukan oleh para teroris mengagetkan masyarakat Indonesia.

Pasca kerusuhan di Mako Brimob antara Napi Teroris dengan personel Brimob, tiga gereja di Surabaya diserang bom.

Kemudian sebuah rumah susun di Sidoarjo, paginya Markas Polrestabes Surabaya juga diserang satu keluarga yang melakukan bom bunuh diri.

Tak berhenti di situ, teroris juga menyerang markas Polda Riau.

Indonesia tengah dirundung duka dengan kejadian teror yang seakan tiada hentinya.

Akibatnya, kini Indonesia tengah berada dalam situasi siaga satu terorisme.

Topik mengenai terorisme ini juga diangkat dalam program acara Mata Najwa dengan salah satu narasumbernya yakni Kapolri, Tito Karnavian.

Baca: Keluarga Pelaku Bom Surabaya Sering Berisik Saat Malam, Tetangga Lihat Mobil Mewah Sering Datang

Baca: Kesaksian Mengejutkan Bripka Iwan Perdana Saat Disandera Napi Teroris, Terungkap 5 Rekannya Gugur

Baca: Usai Bom Surabaya, Perawat Cantik ini Buat Status di Medsos yang Buat Dirinya Ditahan Polisi

Dalam kesempatan tersebut, Tito menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris yang menurutnya terjerumus lantaran pemahaman ideologi yang salah.

"Pemahaman tentang ideologi yang membuat mereka ikut untuk aksi bunuh diri karena mereka meyakini pemikiran mereka dalam mindset kelompok-kelompok ini mereka hanya berpikir didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol expres menuju surga adalah dengan operasi amaliyah (jihad melawan musuh)", ujar Tito.

Tito juga menjelaskan dua cara yang bisa dipakai oleh pelaku terduga teroris.

"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur", tambahnya.

Menurut Tito, kejadian kali ini luar biasa dikarenakan yang dipakai adalah metode bom bunuh diri.

"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga", ujarnya.

Lalu jalan yang kedua yang menurut Tito sebagai inti yang dikehendaki oleh Teroris adalah konfrontasi dengan petugas kepolisian.

Baca: Admin Twitter Jokowi Cuit Soal JKT48, Rocky Gerung Pusat Hoax Nasional Itu Bukan Fiktif

Baca: Nasib Ais Tragis, Orangtua Meninggal dan Keluarga Menolak Merawatnya

Baca: Bukan Dita Oeprianto Otak Bom Surabaya, Info Terpercaya ini Sebut Dalangnya Masih Berkeliaran

"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved