Kesaksian Mengejutkan Bripka Iwan Perdana Saat Disandera Napi Teroris, Terungkap 5 Rekannya Gugur
Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok yang terjadi pada Selasa (8/5/2018) meniggalkan perasaan duka mendalam.
TRIBUNJAMBI.COM - Ingat polisi yang selamat dari sanderaan para napi teroris di Mako Brimob.
Ya, dia Bripka Iwan Sarjana tak akan melupakan drama mencekam di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob Selasa (8/5/2018).
Nyaris 30 jam Bripka Iwan jadi sandera narapidana teroris yang mengamuk dan membabi buta.
Iwan selamat namun lima rekannya tidak.
Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok yang terjadi pada Selasa (8/5/2018) meniggalkan perasaan duka mendalam.
Baca: Tenaga Honorer Satpol PP Diciduk Polisi, Polisi Temukan Barang Mengejutkan
Peristiwa itu telah menewaskan Anggota Densus 88.
Baca: Keluarga Pelaku Bom Surabaya Sering Berisik Saat Malam, Tetangga Lihat Mobil Mewah Sering Datang
Namun ada satu Anggota Densus 88 yang selamat yakni, Bripka Iwan Sarjana yang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Pada acara Indonesia Lawyers Club tvOne pada Selasa (15/5/2018) Bripka Iwan membagikan kesaksiannya melalui video yang direkam di rumah sakit.
Video itu juga telah diunggah pada saluran Youtube Indonesia Lawyers Club tvOne pada hari yang sama.
Awal video tersebut Bripka Iwan menjelaskan kondisi saat dirinya tengah disandera.

"Paling yang saya dengar saya disandera, ditutup mata saya jadi tidak bisa melihat dan bergerak karena kaki dan tangan diikat," ujar Bripka Iwan.
"Saya hanya mendengar salah satu teroris mengatakan di situ ada temanmu, adikmu yang masih muda itu saya interogasi tidak mau langsung saya eksekusi, dia minta langsung ditembak saja daripada saya diinterogasi," jelas Bripka Iwan.
Iwan mengaku tidak mengenal siapa teroris yang mengajak dirinya berbicara tersebut.
Baca: Usai Bom Surabaya, Perawat Cantik ini Buat Status di Medsos yang Buat Dirinya Ditahan Polisi
Ketika ditanya suasana saat itu, Bripka Iwan menjawab sangat mencekam sekali, diantara hidup dan mati.
"Saya ingat keluarga saya di rumah yang saya tidak akan pernah bertemu lagi, dan pada waktu itu saya berharap ada yang membebaskan saya dari pimpinan maupun rekan-rekan saya," jawab Bripka Iwan.